Laman

Senin, 07 Januari 2019

Lebih dari 1 Miliar Data Pengguna Bocor pada 2018

Lebih dari 1 Miliar Data Pengguna Bocor pada 2018

INILAHCOM, San Francisco - Diperkirakan ada lebih dari 1 miliar pengguna sosial media terpapar dampak kebocoran data di tahun 2018.

Menurut pakar privasi dari NordVPN, Daniel Markuson, kasus kebocoran data ini kini tak lagi pandang bulu, bahkan perusahaan besar pun rentan melakukan kesalahan.

"Ini berarti semakin sulit untuk mempercayai mereka, karena kita tidak pernah tahu kapan data kita akan berakhir di tangan yang salah," ungkap Markuson, seperti dilansir BGR.

Dari data yang diungkapnya, skandal Cambridge Analytica yang menerpa Facebook memang menjadi kasus dengan jumlah korban terbanyak selama 2018. Namun berdasarkan catatan, ada beberapa perusahaan besar lainnya yang juga mengalami hal serupa.

Salah satu contohnya adalah Google. Menurut Markuson, ada sekitar 500.000 akun Google+ yang data pribadinya bocor ke pengembang pihak ketiga. Namun, meski tak ada bukti bahwa data tersebut disalahgunakan, Google+ ditutup sepenuhnya untuk selamanya.

Contoh lain yang disebutkan Markuson adalah Twitter. Menurut catatannya, ada sekitar 330 juta data pengguna Twitter yang bocor. Bahkan pihak Twitter sendirilah yang mengakui bahwa ada bug keamanan yang telah mengekspos kata sandi dari 330 juta pengguna.

Perusahaan besar lain yang mengalami kebocoran data adalah Uber. Tercatat ada 57 juta informasi pribadi pengguna yang bocor.

Data tersebut adalah informasi nama dan nomor telepon dari 50 juta penumpang dan 7 juta pengemudi Uber di seluruh dunia.

Menurut Markuson, kasus kebocoran data seperti ini sejatinya dapat diminimalisasi. Caranya, pengguna dianjurkan untuk membuat password yang kuat dan unik.

Pengguna pun dianjurkan untuk mengubah kata sandi secara berkala dan tidak mencantumkan informasi pribadi secara berlebihan di dunia maya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar