Laman

Jumat, 27 September 2019

Mahasiswa UPH Bikin Pakan Omega-3 dengan Ikan Teri

Mahasiswa UPH Bikin Pakan Omega-3 dengan Ikan Teri

INILAHCOM, Jakarta - Mudah didapat dan diolah, membuat telur menjadi bahan makanan favorit bagi banyak orang. Di antara jenis telur bahkan fakta penelitian telur dengan Omega-3 lebih kaya manfaat ketimbang telur biasa.

Namun perbedaan telur biasa dan Omega-3 terletak pada perawatan yang dilakukan kepada ayam petelurnya. Pasalnya, ayam tidak menghasilkaln kandungan Omega-3 sendiri.

Telur Omega-3 dihasilkan oleh ayam petelur harus diberi makanan khusus yang mengandung lebih banyak Omega-3. Misalnya minyak alga laut atau minyak biji rami, sehingga akan memperbanyak kandungan Omega-3 di dalam telur yang dihasilkan nantinya.

Sayangnya, pakan ini terbilang mahal harganya. Dengan perawatan tersebut berimbas pada harga telur Omega-3 yang tinggi.

Padahal kandungan ALA dan DHA dalam telur Omega-3 yang lebih banyak ini berfungsi untuk merawat kesehatan, karena memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat menjaga kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi.

Omega-3 juga bermanfaat untuk merawat kesehatan kardiovaskuler, meningkatkan perkembangan otak bayi, mencegah demensia, menjaga kesehatan mata, bahkan mengurangi depresi.

Harga yang cukup tinggi membuat orang enggan mengkonsumsi telur Omega-3. Padahal menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), konsumsi Omega-3 yang dianjurkan pada anak jumlahnya sebesar 0,5 persen. 

Sedang jumlah rata-rata Omega-3 yang dikonsumsi anak Indonesia hanya mencapai 0,2 persen dari energi yang dibutuhkan. Ini berarti, anak-anak di Indonesia baru memenuhi 39 persen dari angka rekomendasi WHO.

Berangkat dari kepedulian ini, mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pelita Harapan (UPH) Andrew Darmawan melakukan penelitian untuk meningkatkan kandungan Omega-3 pada telur.

Menurut Andrew, selama ini nilai Omega-3 telur memiliki potensi untuk ditingkatkan dengan adanya penambahan sumber Omega-3 ke dalam pakan ayam petelur.

"Ikan merupakan salah satu sumber Omega-3, dan saya melihat potensi dari ikan teri yang banyak terdapat di pasar tradisional Indonesia. Selain harganya murah, ikan ini mengandung Omega-3 yang tinggi," ungkap mahasiswa angkatan 2015 ini.

Andrew pun menuangkan hasil penelitian yang telah dilakukan sejak Januari hingga Juli 2019 ke dalam tugas akhir perkuliahannya berjudul 'Pengaruh Penambahan Ikan Teri yang Dikeringkan pada Pakan Ayam Petelur Terhadap Peningkatan Kadar Omega-3 Telur' dengan dosen pembimbing Dr Tan Tjie Jan.

Pada penelitian ini, ikan teri yang berasal dari pasar tradisional Indonesia ditambahkan ke dalam pakan ayam petelur. Tahap awal penelitian ini dimulai dari ektraksi minyak ikan teri dan penentuan berat keringnya.

Selanjutnya, ekstrak ikan teri itu dicampurkan pada pakan ayam petelur. Setelah tiga hingga empat minggu, telur dari ayam yang diberi pakan dengan kandungan ikan teri diambil dan dianalisis.

Andrew menjelaskan, kandungan Omega-3 yang ditemukan pada kontrol mengalami kenaikan signifikan hingga tiga kali lipat dari sebelumnya, setelah ayam petelur mengonsumsi ikan teri selama 24 hari.

"Saya berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peternak ayam petelur di Indonesia terutama dalam meningkatkan kualitas produksi telur Omega-3 dengan sumber daya alam yang banyak tersedia di laut Indonesia. Dengan demikian, tentu akan berdampak pada harga telur Omega-3, yang semakin bisa terjangkau oleh semua orang," kata pemuda kelahiran Jakarta, 19 Maret 1997 itu. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar