INILAHCOM, Washington - Facebook menyadari bahwa ada pengumpulan data oleh Rusia pada 2014, demikian menurut email dari salah satu teknisi Facebook.
Email ini merupakan bagian dari dokumen internal yang diambil oleh Parlemen Inggris yang kemudian diungkap oleh anggota parlemen Damian Collins.
Ini adalah masalah baru bagi Facebook, yang mendapatkan kritik keras karena dianggap gagal untuk melindungi data pengguna setelah skandal Cambridge Analytica.
Dalam pemeriksaan, Facebook tidak berkomentar terkait dokumen itu.
Vice President of Policy Solutions Facebook Richard Allan menolak untuk membahas email itu, yang disegel oleh pengadilan di California, AS, bersama dengan dokumen lain yang dibawa oleh Six4Three, developer aplikasi yang menuntut Facebook atas masalah lain di AS.
Developer itu dipaksa menyerahkan dokumen yang mereka bawa pada parlemen Inggris. Allan menjadi representasi Facebook, menggantikan CEO Mark Zuckerberg yang berulang kali menolak untuk menghadap parlemen, demikian laporan The Washington Post.
Ini bukan pertama kalinya Facebook terlibat dalam masalah tentang pengaruh Rusia di platformnya. Raksasa jejaring sosial ini harus menghadap Kongres AS terkait iklan dari Rusia yang muncul selama pilpres AS pada 2016. Sepanjang tahun ini pun, Facebook juga harus memblokir banyak akun penyebar misinformasi.
Masalahnya adalah Facebook terus menutup diri dan enggan untuk memberitahukan kapan sebenarnya mereka sadar akan campur tangan Rusia di pemilu AS via media sosial.
Setelah peilpres 2016, Zuckerberg bahkan sempat membantah tuduhan bahwa penyebaran informasi palsu di Facebook mengubah hasil pemilu. Jika ini terus berlanjut, ini akan menjadi masalah yang lebih besar.
Minggu, 02 Desember 2018
Facebook Sadar Campur Tangan Rusia Sejak 2014
Facebook Sadar Campur Tangan Rusia Sejak 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar