Laman

Sabtu, 06 Oktober 2018

Ilmuwan Kembangkan Penangkal Hoax Berbasis AI

Ilmuwan Kembangkan Penangkal Hoax Berbasis AI

INILAHCOM, San Francisco - Penyebaran hoax atau berita bohong di dunia maya makin marak dari waktu ke waktu. Beberapa platform seperti Facebook dan WhatsApp telah menciptakan piranti atau tool khusus untuk menangkal beredarnya hoax.

Mengutip Engadget, para ilmuwan dari MIT Computer Science & Artificial Intelligence Laboratory dan Computing Research Institute Qatar kini tengah mengembangkan cara serupa untuk membendung hoax dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI.

Dengan memakai teknologi machine learning untuk menakar kualitas sumber berita, sistem ini bisa digunakan lebih luas, tak hanya di platform tertentu.

Caranya adalah dengan menelaah artikel-artikel dari situs sumber berita untuk menilai akurasi dan biasnya. Alih-alih mempelajari sebuah klaim, AI di sini fokus pada bahasa yang digunakan dalam artikel.

Pembuat hoax biasanya cenderung memakai kata-kata yang hiperbolik seperti 'konspirasi' atau 'ekstrim'. Sebanyak 2.000 artikel dari situs pengecek fakta Media Bias/Fact Check dipakai untuk 'melatih' AI agar bisa mengenali gaya bahasa artikel hoax.

AI bahkan juga bisa menggunakan referensi artikel dari Wikipedia tentang sebuah sumber berita untuk menilai kesahihannya. Semakin panjang artikel Wikipedia tentang sumber itu, maka kemungkinan bahwa situs memang sumber berita kredibel makin besar pula.

Begitu juga dengan alamat URL situs berita yang ikut ditimbang oleh AI. Alamat situs pengedar berita bohong biasanya lebih rumit dibandingkan situs yang terpercaya.

Sayangnya, sistem pendeteksi hoax berbasis AI ini belum siap digunakan. Efektivitasnya dalam mendeteksi akurasi baru 65 persen, sementara bias baru bisa dideteksi sebesar 75 persen.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar