Laman

Jumat, 30 Maret 2018

Asal Usul Tradisi Telur dan Kelinci Paskah

Asal Usul Tradisi Telur dan Kelinci Paskah

INILAHCOM, Jakarta - Paskah adalah hari besar umat Kristiani yang merayakan kebangkitan Yesus Kristus pada hari ketiga setelah mati di kayu salib pada hari Jumat Agung. Citra Paskah sendiri selalu dikaitkan dengan telur hias dan kelinci.

Paskah dirayakan pada tanggal yang berbeda setiap tahun, antara 21 Maret dan 25 April, tergantung pada kapan ada bulan purnama di musim semi.

Berkaitan dengan itu, terdapat beberapa tradisi modern yang umum dilakukan.

Mengapa ada telur Paskah?

Banyak orang mungkin sibuk memakan telur cokelat di Paskah, tapi awalnya memakan telur tidak diizinkan oleh gereja selama seminggu menjelang Paskah (dikenal sebagai Pekan Suci).

Jadi telur-telur yang diletakkan pekan itu disimpan dan dihiasi untuk membuat mereka sebagai 'telur Pekan Suci', untuk kemudian diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah.

Masyarakat pada zaman Victoria mengadaptasi tradisi tersebut dengan telur karton yang ditutup kain satin dan diisi dengan hadiah Paskah.

Kenapa telur Paskah terbuat dari cokelat?

Telur cokelat pertama muncul di Prancis dan Jerman pada abad ke-19 tetapi rasanya pahit dan keras.

Seiring dengan membaiknya teknik pembuatan cokelat, telur berlubang seperti yang ada dewasa ini dikembangkan.

Telur cokelat pun dengan sangat cepat menjadi populer dan tetap populer hingga kini.

Kelinci Paskah itu apa?

Kisah kelinci Paskah diperkirakan mulai dikenal sejak abad ke-19. Kelinci biasanya melahirkan bayi, sehingga mereka menjadi simbol kehidupan baru.

Legenda mengatakan bahwa kelinci Paskah meletakkan, menghiasi dan menyembunyikan telur karena mereka juga merupakan simbol kehidupan baru.

Kelinci biasanya tidak melakukan semua pekerjaan tersebut sendiri. Di Swiss, telur Paskah diantar oleh burung elang, dan di sebagian wilayah Jerman oleh rubah. [bbc/ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar