INILAHCOM, Jakarta - Tren perkembangan virus di dunia selalu meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah metode yang inovatif untuk mendeteksi ancaman-ancaman yang beragam tersebut.
Guna mengatasi permasalahan ini Kaspersky Lab, sebagai perusahaan keamanan siber global, memiliki Kaspersky Security Network (KSN), yang merupakan elemen kunci dalam infrastruktur Kaspersky Lab.
KSN memastikan bahwa informasi mengenai ancaman baru bisa disampaikan secara langsung ke komputer pengguna. Selain itu, KSN membantu mengidentifikasi sumber proliferasi malware di Internet kemudian memblokir akses pengguna ke mereka.
Berkat reaksi cepat dari KSN inilah, perusahaan dapat memblokir program berbahaya terbaru tidak diluncurkan di komputer pengguna dalam hitungan detik setelah terdeteksi, tanpa harus memperbarui basis data antivirus terlebih dahulu.
Pada periode April-Juni 2017, produk Kaspersky Lab mendeteksi 63.052 insiden dari 20 besar malware yang berada di Internet terhadap komputer pengguna KSN di Indonesia. Secara keseluruhan, 10,37 persen pengguna rata-rata diserang oleh ancaman yang berada di web selama periode ini.
Indonesia menempati urutan ke-62 di seluruh dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan berselancar di web pada akhir Juni 2017.
Adapun lima besar negara diserang oleh ancaman yang berasal dari website pada Juni 2017 adalah Belarusia (16,65 persen), diikuti oleh Aljazair dan Albania dimana masing-masing sebesar 15,98 persen dan 14,24 persen. Kemudian ditempati oleh India (13,57 persen) dan Ukraina (13,03 persen).
Sementara data serangan dari infeksi lokal pada periode April-Juni 2017 yang berhasil terdeteksi oleh produk Kaspersky Lab sebanyak 154.743 insiden dari 20 besar malware yang berada di Internet terhadap komputer pengguna KSN di Indonesia.
Secara keseluruhan, 16,87% pengguna di Tanah Air rata-rata diserang oleh ancaman lokal selama periode ini. Indonesia menempati urutan ke 44 di seluruh dunia pada akhir Juni 2017.
Untuk lima besar negara diserang oleh infeksi lokal pada Juni 2017 adalah Uzbekistan (26,66 persen), diikuti oleh Turkmenistan dan Ethiopia dimana masing-masing sebesar 24,55 persen dan 22,14 persen. Kemudian Afganistan (20,70 persen) dan Suriah (20,13 persen).
Dan apabila pelanggan Kaspersky Lab diserang oleh ancaman online, perusahaan juga mencatat sumber ancaman ini - lokasi dari program berbahaya yang mencoba menginfeksi sistem.
Berdasarkan data tersebut, maka jumlah insiden berbahaya yang disebabkan oleh malware bersumber dari Indonesia sebanyak 114.595 insiden yang tercatat pada periode April-Juni 2017.
Indonesia menempati urutan ke-32 di seluruh dunia pada akhir Juni 2017. Dimana posisi teratas ditempati oleh AS, yang diikuti oleh Belanda dan Prancis di posisi kedua dan ketiga. Kemudian posisi selanjutnya ditempati oleh Jerman dan Finlandia.
Untuk mengurangi risiko, Kaspersky Lab memberikan saran bagi perorangan agar secara teratur memeriksa computer dari ancaman malware dengan menginstal solusi keamanan yang kuat secara permanen di semua perangkat yang digunakan.
"Selalu berhati-hati setiap mengunjungi suatu situs, jika sesuatu terlihat sedikit mencurigakan, mungkin saja itu adalah virus," kata Kaspersky Lab.
Senin, 31 Juli 2017
Statistik Malware Indonesia di Q2 2017
Statistik Malware Indonesia di Q2 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar