Laman

Jumat, 24 Februari 2017

Penemu Benua Amerika Ternyata Pelaut Muslim?

Penemu Benua Amerika Ternyata Pelaut Muslim?

INILAHCOM, Jakarta - Apabila kita telah belajar sejarah, maka kebanyakan dari dari kita akan mengatakan jika Amerika ditemukan oleh Christopher Colombus. Benarkah seperti itu?

Hal ini kembali diragukan menyusul adanya penemuan terbaru yang mengatakan bahwa penemu benua Amerika adalah pelaut Muslim. Lalu siapa penemu benua Amerika yang sebenarnya?

Sebuah penelitian di Universitas Rhode Island yang telah dilakukan menjelaskan jika jauh sebelum Colombus menemukan benua Amerika, beberapa pelaut Muslim sudah pernah tiba di sana.

Penanggung jawab atas penelitian ini adalah Evan Yuriesco mengatakan jika penemuan ini sangatlah mengejutkan mereka bahkan mereka tidak berharap ditemukannya bukti ini.

Pada saat itu, Yuriesco menjelaskan bahwa pada awalnya mereka melakukan penelitian mengenai jejak pemukiman pra-sejarah masyarakat asli Amerika. Namun, mereka justru menemukan bukti bahwa orang muslim lebih dulu tiba di Amerika sebelum Colombus yang selama ini kita kenal sebagai penemu benua Amerika.

Mereka merasa tidak siap atas penemuan penemuan benua Amerika oleh pelaut Islam terbaru ini, tapi menurut mereka, sejarah harus ditulis kembali karena ada yang harus dibenarkan.



Bukti pada abad ke-9 yang ditemukan adalah pot tanah liat berisikan naskah kuno dengan tulisan bahasa Arab. Menurut Yuriesco, pot tersebut ditemukan di daerah pemakana massal pelaut karena mereka juga menemukan kerangka berjumlah empat dalam kondisi dekomposisi canggih.

Bukti ini semakin diperkuat dengan tes DNA. Menurut Yuriesco, pembusukan gigi pada mayat-mayat tersebut lebih awal merupakan akibat dari kematian, penyakit tidak diketahui, ataupun kelaparan.

Selain sisa mayat itu, ditemukan juga beberapa artefak lain seperti koin, kain, dua pedang lengkung dan masih banyak lagi. Namun, sayangnya artefak ini tidak dapat dikenali karena sudah berkarat terkena korosi.

Pot tanah liat yang telah ditemukan berisikan manuskrip yang dipercaya oleh para ahli bahwa manuskrip tersebut adalah Al-Qur’an. Pot lain bersisikan rempah-rempah yang tercampur dengan keadaan kering sehingga sulit dikenal.

Setelah penemuan manuskrip tersebut, kemudian dilakukan penelitian tentang usianya. Diketahui bahwa manuskrip itu berisi kaligrafi bergaya Kufi. Seorang sejarawan dari Universitas Massachussets, Ibu Falah meneliti temuan itu dan berkata bahwa gaya Kufacis merupakan bentuk kaligrafi tertua. Ia menambahkan jika kaligrafi ini berkembang pada abad ke-7 di Irak.

Berdasarkan penemuan ini, Kent tidak lagi ragu bahwa peta Arab pra-Colombus adalah terbaik di dunia. Namun, hingga saat ini belum ditemukan peta awal yang menunjukkan bahwa orang Arab memiliki pengetahuan mengenai benua Amerika sehingga dipercaya pelaut Muslim yang pertama temukannya.

Kent menambahkan, jika tidak ada yang bisa dibantah dari penemuan ini karena Islam pernah memiliki keunggulan yang lebih dibanding orang Barat. Kent percaya jika umat Muslim mempunyai keahlian teknologi dalam perjalanan ke benua Amerika. Namun, belum ditemukan catatan tertulis jika mereka telah melakukannya. Penelitian oleh Universitas Rhode Island memberikan bukti yang menguatkan hal ini.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar