Laman

Senin, 07 Oktober 2019

Singapura Jadi 'Smart City' Nomor Satu Dunia

Singapura Jadi 'Smart City' Nomor Satu Dunia

INILAHCOM, Singapura - Singapura menjadi 'Kota Pintar' alias 'Smart City' nomor satu di dunia. Predikat itu diberikan oleh IMD World Competitiveness Center's Smart City Observatory yang bekerja sama dengan Singapore University of Technology and Design (SUTD).

Mereka meriset 102 kota di dunia dan mengurutkannya dalam ranking Smart City Index 2019 untuk pertama kalinya.

Singapura mendapatkan skor tinggi di ranah infrastruktur teknologi yang meningkatkan sektor keamanan serta pengawasan kualitas udara dan lalu lintas.

"Pengalaman di Singapura sangat berbeda dari Kota Shenzhen atau Jakarta, bahka Melbourne sekalipun," jelas Chang Heng Chee, Chairman of the Lee Kuan Yew Centre for Innovative Cities di SUTD.

Dua kota lain yang masuk tiga besar adalah Oslo, ibu kota Norwegia dan Zurich, salah satu kota penting di Swiss. Keduanya sama-sama kuat di infrastruktur teknologi.

Namun, konsep Smart City di Zurich lebih memperkuat sektor transportasi umum dan akses kesehatan serta kebudayaan. Sementara Oslo lebih memanfaatkannya untuk solusi kualitas sirkulasi ekonomi dan pemilu berbasis online.

Unggulnya Singapura belum diikuti negara-negara Asia Tenggara lain yang hanya mampu berada di urutan 60 atau lebih bawah.

Perwakilan dari Indonesia ada tiga kota, yakni Makassar, Jakarta, dan Medan. Tapi peringkat ketiganya relatif rendah, yakni nomor 80, 81, dan 82 secara berurutan, terbilang urutan bawah dari daftar berisi 102 kota itu.

Vietnam menempatkan dua kotanya, yakni Ho Chi Minh City dan Hanoi, di urutan 65 dan 66. Ada pun Malaysia yang diwakili oleh Kuala Lumpur berada di urutan ke-70 dan Thailand dengan Kota Bangkok di posisi 75.

"Smart City menjadi magnet bagi investasi, para talenta, dan perdagangan," kata Bruno Lanvin, President IMD’s Smart City Observatory dalam blog resminya.

Penilaian IMD secara general didasarkan pada bagaimana masyarakat bisa menerima dan merasakan dampak dari Smart City dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, teknologi dan manusia.

Berdasarkan observasi, kinerja ekonomi juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya seberapa luas kota tersebut.

Kota dengan ukuran kecil seperti Bilbao yang menempati urutan ke-9 dalam index itu, akan mendapatkan nilai tinggi dibanding kota besar semacam San Fransisco atau London yang masing-masing menempati urutan ke 12 dan 20.

"Tanpa dukungan dan komitmen masyarakat, Smart City akan sulit bertahan," jelas Lanvin.

Salah satu tantangan suksesnya Smart City adalah kesenjangan antara prioritas pemerintah kota dan warganya. Banyak teknologi yang justru diabaikan oleh masyarakat.

[ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar