Laman

Rabu, 09 Oktober 2019

HTC Siap Garap Ponsel Premium Lagi?

HTC Siap Garap Ponsel Premium Lagi?

INILAHCOM, Taipei - Nama HTC hampir tak terdengar lagi. Gaung vendor smartphone atas Taiwan ini kian tertutup oleh para produsen ponsel pintar asal China yang semakin tak terbendung.

Setelah merilis smartphone seri U19e pada Juni lalu, HTC belum lagi mengeluarkan handset yang masuk kategori segmen menengah atas. Tapi kini, kabarnya mereka berencana untuk kembali merilis ponsel segmen premium.

Rencana tersebut diutarakan oleh CEO HTC Yves Maitres. Menurut dia, ponsel premium ini akan dipasarkan di negara-negara yang memiliki angka GDP (produk domestik bruto) tinggi.

"HTC telah berhenti berinovasi dalam perangkat keras smartphone. Apple, Samsung, dan Huawei bisa berinvestasi dengan baik pada hardware, tapi kami tidak, karena kami berinvestasi pada inovasi Virtual Reality," kata Maitres, seperti dilansir Android Authority.

Dia menambahkan bahwa HTC belum berencana untuk sepenuhnya berhenti dari industri ponsel pintar. Meski demikian, Maitres tidak memberikan penjelasan secara rinci tentang strategi yang diambil, untuk mulai kembali memproduksi ponsel premium.

Saat ini, HTC membukukan kerugian selama lima kuartal berturut-turut. Pada kuartal kedua (Q2) 2019 pun brand Taiwan ini masih tercatat mengalami kerugian finansial.

Bisnis smartphone HTC tercatat mulai memburuk sejak 2011 lalu. Ketika itu, HTC masih berstatus sebagai vendor ponsel terbesar di AS, mengalahkan Samsung dan Apple.

Namun, bangkitnya vendor-vendor asal China seperti Huawei dan ZTE, serta meningkatnya persaingan antara Apple dan Samsung membuat HTC harus 'bertekuk lutut' pada 2012.

Pada tahun 2018, Google mengambil alih sebanyak 2.000 insinyur dan staff dari HTC untuk merancang dan membuat ponsel Pixel. Sejak saat itu pula, HTC mulai mencoba meluncurkan ponsel yang fokus kepada blockchain.

Namun, dengan segala macam strategi yang diterapkan, termasuk dengan menjual brand HTC kepada InOne, angka penjualan smartphone HTC tetap merosot. Bahkan brand ini tidak masuk dalam 10 besar vendor dengan pangsa pasar terbesar di dunia.

"HTC melakukan kesalahan dalam hal pengaturan waktu. Ini adalah kesalahan yang sulit untuk dibayar, tetapi kami masih memiliki begitu banyak aset dalam untuk berinovasi, tim dan neraca, sehingga saya merasa kami sedang pulih dari kesalahan ini," pungkas Maitres. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar