Laman

Senin, 02 September 2019

Terapi ini Jadi Harapan Baru untuk Pasien Diabetes

Terapi ini Jadi Harapan Baru untuk Pasien Diabetes

INILAHCOM, Jakarta - Terapi stem cell hingga kini terus dikembangkan sebagai salah satu alternatif dalam mengobati aneka penyakit. Salah satu penyakit yang telah diberikan alternatif pengobatan dengan stem cell adalah Diabetes Mmelitus (DM).

DM merupakan penyakit metabolik kronis yang dapat menyebabkan kerusakan seluruh sel di dalam tubuh.

Menurut hasil disertasi pakar Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus dokter bedah plastik, dr. Karina, SpBP-RE, stem cell bisa memberikan hasil baik diabetes I dan II. Perbedaan hanya pada cara kerja stem cell.

"Penelitian ini tidak hanya ingin mengetahui kalau stem cell pasien diabetes lebih jelek daripada orang normal, tetapi bagaimana memperbaiki stem cell yang menjadi induk dari seluruh sel di tubuh," katanya saat ditemui INILAHCOM usai sidang doktoral di IMERI FKUI, Jakarta, Senin (2/9/2019).

Menurutnya, saat ini terapi stem cell bagi pasien diabetes lebih banyak mengambil dari lemak dibandingkan sum-sum tulang. Sayangnya, pasien diabetes ini stem cell-nya jelek dan harus ditambahkan trombosit atau platelet-rich plasma (PRP) supaya menjadi lebih baik.

"Perbaikan dari stem cell ini sifatnya permanen, asalkan jangan dirusak lagi dengan makanan yang manis-manis. Jadi,meskipun sudah di-stem cell, ya pasien harus tetap menjaga pola hidup sehat supaya tidak rusak lagi," ujar dr Karina.

Meski demikian, dia menegaskan terapi stem cell tidak bisa langsung menyembukan DM. Hal ini disebabkan karena tidak diketahuinya alat yang mendeteksi berapat juta sel yang rusak, padahal memasukkan stem cell ada batasnya.

"Misalnya saat mengambil stem cell didapat 100 juta sel, kemudian beranak pinak enam kali lipat yang artinya 600 juta. Padahal kerusakan sel ada 60 miliar, ya berarti tidak sembuh. Namun disini kita lihat ada perbaikan," ungkapnya.

Target ke depan dari penelitian ini adalah untuk mencapai tingkat perbaikan yang baik, agar pasien DM nantinya tidak perlu menggunakan insulin atau minum obat.

"Kami berharap angka amputasi turun bahkan jangan sampai amputasi dulu, tapi diabetesnya terkontrol. Jadi ini membuka harapan orang-orang diabetes yang tadinya enggak bisa terapi stem cell dari diri sendiri, dari penelitian saya ada kemungkinan itu bisa," kata dr Karina.

Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data dari International Diabetes Federation pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat keenam dalam hal jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.

Diperkirakan bahwa terdapat sekitar 10,2 juta orang di Indonesia yang menderita diabetes dengan angka prevalensi 6,2 persen yang berarti bahwa sekitar satu dari 17 orang Indonesia menderita diabetes. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar