INILAHCOM, Jakarta - Kolaborasi Datacomm Cloud Business bersama mitra lokal memperkenalkan solusi digital perkebunan terintegrasi Smart Agriculture untuk perkebunan pada umumnya dan khususnya perkebunan kelapa sawit serta tebu.
Managing Director AMS Teknologi Taufik Darwis mengatakan Smart Agriculture dapat menyongsong industry 4.0 dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Beberapa tantangan yang dihadapi produsen kelapa sawit saat ini adalah kurangnya produktivitas perkebunan akibat tingginya biaya pemeliharaan kebun, keamanan, pembibitan dan pupuk, serta tenaga kerja yang kurang efisien," ujar Taufik saat ditemui INILAHCOM di Jakarta, Selasa (26/8/2019).
Untuk memecahkan masalah kurangnya produktivitas produsen kelapa sawit tersebut, aliansi ini menggabungkan beberapa modul untuk menjadi sebuah solusi lengkap bernama smart agricukture.
"Solusi dari anak bangsa untuk mempercepat adopsi industry 4.0 bagi industri perkebunan," ujar Bayu Wedha, Managing Director PT Integrasia Utama.
Pertumbuhan bisnis perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang sangat cepat. Pasalnya, minyak sawit adalah industri terpenting di Indonesia yang menyumbang antara 1,5-2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara.
Menurut Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) diperkirakan tahun depan akan terjadi kekurangan minyak kelapa sawit hingga 2 juta ton. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi produsen kelapa sawit.
Solusi Smart Agriculture merupakan kerja sama dalam bentuk aliansi partner yang melibatkan Datacomm Cloud Business --penyedia layanan cloud di Indonesia, AMS Teknologi, Integrasia Utama, dan eKomoditi.
Dalam aliansi ini, Datacomm menyediakan pusat data yang telah memperoleh sertifikat Rated-3 dan DCOS-4 TIA-942 dan bersertifikat ISO 27001, ISO 9001, dan ISO 20000.
Di kesempatan yang sama Chief Executive Officer dari PT eKomoditi Solutions Indonesia Ferron Haryanto mengatakan pihaknya memiliki tanggung jawab memodernisasi bisnis perkebunan kelapa sawit di Tanah Air.
Hal ini diperlukan agar semua komoditi kelapa sawit milik Indonesia dapat bersaing di pasar global.
"Kami berusaha membantu meningkatkan kemakmuran petani dengan membantu mereka bisa bekerja lebih efisien dan optimal melalui penggunaan teknologi yang tidak berat biaya dan lebih berkelanjutan," ujar Sutedjo Tjahjadi, managing director Datacomm Cloud Business menimpali.
Smart Agriculture diharapkan dapat menjadi solusi lengkap dan terintegrasi antara Infrastrukur IT, Platform Aplikasi sampai ke pengelolaan data dan pemeliharaan sistem.
Solusi ini tidak saja memberikan solusi end to end pengelolaan kebun dan aset, tetapi juga mengurangi biaya tidak perlu.
Solusi ini difokuskan untuk menjadi SAAS (Solution as a Service). Perusahaan yang menggunakan solusi ini nantinya tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar