Laman

Rabu, 26 Juni 2019

Robot NASA Curiosity Deteksi Sumber Air di Mars?

Robot NASA Curiosity Deteksi Sumber Air di Mars?

INILAHCOM, Washington - Curiosity telah mendeteksi lonjakan metana terbesar selama tujuh tahun di Mars. Metana yang terdeteksi baru-baru ini tiga kali lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Laporan dari The New York Times pertama kali mengungkapkan temuan aneh pada Sabtu akhir pekan lalu, setelah memperoleh email internal dari Ashwin Vasavada, seorang ilmuwan proyek di misi itu. Keesokan harinya, NASA merilis pernyataan mengenai penemuan itu,

Dalam pernyataannya NASA menjelaskan, bagaimana serangkaian instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) telah mendeteksi metana pada 21 bagian per miliar unit berdasarkan volume, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Metana adalah molekul penting untuk mikroba di Bumi dan pendeteksiannya di planet lain telah menimbulkan spekulasi mikroba kecil sedang atau menghembuskan gas dengan kecepatan sedemikian rupa, sehingga rover bisa menemukannya.

Para ilmuwan telah mendeteksi petunjuk metana pada permukaan Mars di masa lalu, termasuk misi Viking pada 1970-an. Jadi, penemuan lebih banyak metana tidak selalu berarti telah menemukan kehidupan.

Sejauh ini, para ilmuwan belum mengetahui dari mana asal metana Mars. Sudah ada beberapa ide yang diajukan untuk menjelaskan hal-hal yang mencakup mekanisme biologis dan non-biologis.

Thomas Zurbunchen dari Associate Administrator of NASA's Science Mission Directorate telah memperingatkan agar tidak langsung berpikir solusi E.T di Twitter, dengan mencatat metana bisa dibuat oleh proses geologis.

Curiosity sekarang memiliki beberapa pekerjaan tambahan yang harus dilakukan. Percobaan lanjutan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut akan dilakukan Curiosity dalam waktu dekat.

Namun, badan antariksa mencatat, Curiosity tidak mengandung instrumen yang secara definit bisa memberitahu dari mana metana itu berasal.

"Dengan pengukuran kami saat ini, kami tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah sumber metana adalah biologis atau geologi, atau bahkan kuno atau modern," kata peneliti utama SAM Paul Mahaffy, seperti dilansir CNET.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar