Laman

Kamis, 02 Mei 2019

Menristekdikti Dorong Terobosan Kuliah Online

Menristekdikti Dorong Terobosan Kuliah Online

INILAHCOM, Depok - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2019 di Universitas Indonesia, Depok. Menteri Nasir akan mendorong agar perguruan tinggi melakukan terobosan dengan menerapkan sistem pembelajaran online bagi perguruan tinggi.

“Revolusi yang harus kita lakukan adalah sistem online education, MOOC (aplikasi kuliah online), dan cyber university," ujar Nasir di Lapangan Rotunda Universitas Indonesia, Depok, Kamis (2/5/2019). Sistem pembelajaran pendidikan tinggi lewat online ini, diharapkan dapat meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) masyarakat yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi.

Ia menambahkan APK di Indonesia ini baru mencapai 34,58 persen. Artinya, dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia, sebanyak 65,5 persen penduduk usia kuliah belum bisa menikmatinya. “Ini menjadi kewajiban kita untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, di Korea APK sudah 92 persen,” tambahnya.

Pertumbuhan APK, lanjutnya, akan semakin meningkat bila mahasiswa bisa kuliah secara online.  Sebab, mereka tidak perlu datang langsung ke kelas dan bisa kuliah sambil bekerja. "Banyak mereka sekarang yang lulus SMA, SMK itu langsung masuk kerja karena nggak mampu untuk kuliah. Mereka untuk ditingkatkan kualitasnya, di samping dia kerja, dia bisa meningkatkan mutu pendidikan tinggi," tutur Nasir.

Nasir menargetkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh atau e-learning ini pada 2024 dapat meningkatkan APK hingga 50 persen. Saat ini baru sekitar 15 sampai 20 perguruan tinggi yang menerapkan sistem online ini. Di antaranya adalah UI, ITB, UNJ, UNPAD, PEN Surabaya, dan beberapa perguruan tinggi lainnya. Untuk swasta, Universitas Bina Nusantara (Binus) juga sudah menerapkan sistem kuliah online.

“Kami berharap seluruh program studi (prodi) bisa menerapkan hal ini. Tahap tahap awal mungkin di bidang sosial dulu. Karena kalau di bidang sains dan teknologi kan perlu bagimana mendesain laboratorium yang virtual reality itu," tukas Nasir. [*]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar