Laman

Selasa, 01 Januari 2019

Facebook Bisa Lacak Data Pribadi Pengguna Android

Facebook Bisa Lacak Data Pribadi Pengguna Android

INILAHCOM, Leipzig - Berdasarkan laporan dari Privacy International, Facebook dapat melacak para pengguna Android melalui beberapa aplikasi populer, meskipun mereka bukan pengguna jejaring sosial Facebook.

Menurut laporan yang disampaikan dalam ajang The 35th Chaos Communication Congress (35C3) itu, Facebook mengumpulkan data non-pengguna melalui puluhan aplikasi Android populer. Aplikasi-aplikasi itu akan mengirimkan informasi pribadi ke Facebook. Beberapa aplikasi itu antara lain Kayak, Yelp, dan Shazam.

"Facebook secara rutin melacak pengguna, non-pengguna, dan pengguna yang telah keluar dari platform mereka dengan menggunakan Facebook Business Tools. Developer aplikasi membagikan data ke Facebook melalui Facebook Software Development Kit (SDK)," kata laporan tersebut.

Privacy International meninjau 34 aplikasi Android. Masing-masing aplikasi itu telah diunduh sebanyak 10 sampai 500 juta kali. Setiap aplikasi membagikan data yang berbeda pada Facebook.

Para peneliti mengatakan, kebanyakan aplikasi membagikan data berupa kapan aplikasi dibuka dan ditutup. Sementara perangkat Android digunakan untuk menentukan lokasi pengguna berdasarkan bahasa yang digunakan dan zona waktu pada perangkat.

Menurut Privacy International, Facebook hanyalah salah satu dari ratusan perusahaan yang melacak pergerakan masyarakat dan mengumpulkan data untuk dijual ke perusahaan marketing.

Data itu akan digunakan oleh perusahaan marketing untuk menentukan target iklan sebuah produk. Facebook adalah perusahaan pengumpul data terbesar kedua setelah Google.

"Alasan kami fokus pada Facebook, dan bukan Google atau perusahaan pelacak informasi pengguna lainnya, adalah karena banyak orang yang kaget ketika tahu bahwa aplikasi seperti aplikasi jadwal menstruasi dan aplikasi senter membagikan data pengguna ke Facebook," kata Frederike Kaltheuner, Kepala Data Exploitation Programme Privacy International.

"Terutama bagi orang-orang yang memang sengaja menghindari Facebook," imbuh perempuan lulusan Oxford itu.

Salah satu temuan dalam penelitian Privacy International adalah 61 persen dari 34 aplikasi yang diuji secara otomatis mengirimkan data ke Facebook ketika pengguna membuka aplikasi.

Sebagian aplikasi juga secara rutin mengirimkan data pengguna secara detail, dan kadang kala data yang dikirimkan bersifat sensitif. Data pengguna tetap dikirimkan meski pengguna telah keluar dari akun Facebook atau bahkan tidak memiliki akun Facebook.

Peneliti Privacy International Christopher Weatherhead mengatakan bahwa fokus dari penelitiannya bukanlah untuk menyalahkan para developer aplikasi.

"Kami tidak bertujuan untuk mengkritik para developer terkait cara mereka membuat aplikasi mereka. Ini tentang SDK dan cara mereka mengirimkan data dengan atau tanpa izin pengguna," kata dia.

Penjelasan lengkapnya dapat Anda saksikan melalui tayangan di bawah ini:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar