INILAHCOM, San Francisco - Pendapatan Apple dari penjualan iPhone anjlok 15 persen pada 2018 lalu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, CEO Apple Tim Cook pun menyebut pihaknya kini tengah mempertimbangkan untuk menurunkan harga iPhone.
Alasannya, menurut Cook, karena melemahnya mata uang beberapa negara terhadap dolar AS sehingga menyebabkan harga iPhone naik secara drastis di negara-negara tersebut.
"Saat Anda melihat mata uang asing dan negara-negara yang mata uangnya melemah, harga iPhone di negara-negara itu menjadi jauh lebih mahal," kata dia, seperti dilansir The Verge.
"Kini kita telah memasuki bulan Januari dan memerhatikan kondisi ekonomi makro di beberapa negara tersebut, kami telah mempertimbangkan untuk menyetarakan harga dengan harga lokal seperti pada tahun lalu dengan tujuan untuk mendorong angka penjualan di negara-negara tersebut," imbuhnya.
Dalam laporan keuangan Apple, Cook mengatakan, fakta bahwa dolar AS menguat telah membuat harga produk mereka di berbagai belahan dunia menjadi lebih mahal. Seperti di Turki.
Dia menyebut, mata uang lira Turki terdepresiasi 33 persen sepanjang 2018. Pada kuartal terakhir, pendapatan Apple turun hampir US$700 juta atau sekitar Rp9,83 triliun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Cook menjelaskan, negara-negara berkembang biasanya merupakan pasar yang paling terdampak oleh perbedaan harga, membuat harga iPhone di negara itu menjadi jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga iPhone di AS.
Karena itulah, mulai Januari ini, Apple telah menyerap 'semua atau sebagian' dari perubahan mata uang sehingga harga iPhone baru di negara-negara berkembang akan lebih mendekati harga iPhone di AS.
Rabu, 30 Januari 2019
Apple Turunkan Harga iPhone di Negara Berkembang?
Apple Turunkan Harga iPhone di Negara Berkembang?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar