Laman

Rabu, 04 April 2018

Petinggi Silicon Valley Serukan Bahaya Senjata Api

Petinggi Silicon Valley Serukan Bahaya Senjata Api

INILAHCOM, San Francisco - Sejumlah petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley mendesak Pemerintah AS untuk memperketat aturan kepemilikan senjata api, menyusul peristiwa penembakan di kantor pusat YouTube.

CEO Twitter Jack Dorsey jadi orang yang paling lantang di antara para bos teknologi di Silicon Valley demi mencegah kejadian serupa berulang.

Baca juga: Penembakan di Kantor Pusat YouTube, 1 Tewas

Melalui akun pribadinya, Dorsey mengkritik Presiden AS Donald Trump yang 'sekadar' berdoa tanpa melakukan aksi signifikan.

"Kita tidak bisa terus-terusan reaktif soal ini, berpikir dan berdoa bahwa sekolah, kantor, dan komunitas tidak akan terjadi hal serupa. Ini waktunya mengubah kebijakan kita...." cuit Dorsey.
 




Dukungan serupa disampaikan oleh CEO Uber Dara Khosrowshahi yang secara terangan-terangan meminta kekerasan bersenjata segera diakhiri. Salam cuitannya, dia menyertakan tagar #EndGunViolence yang kerap digunakan oleh para pendukung pembatasan senjata.

Baca juga: Empat Hal Tentang Penembak Kantor YouTube

"Atas nama tim @Uber, kami mengirimkan dukungan kepada @YouTube dan @Google, juga menyampaikan penghargaan untuk tindakan heroik orang-orang yang pertama merespon kejadian tersebut. Tragedi ini seharusnya membuat kita #EndGunViolence (mengakhiri kekerasaan senjata api)," cuit Khosrowshahi.
 




CEO Box Inc Aaron Levie pun mengambil sikap yang sama dengan dua koleganya. Dalam sebuah cuitan, ia menyantumkan tagar #NeverAgain --yang bersama #EndGunViolence-- menjadi tagar yang sering dipakai pendukung pembatasan senjata api di AS.

Baca juga: Kantor YouTube Ditembak, Warganet Serang Trump

"Sangat sedih melihat YouTube ditembaki hari ini. Doa kamu bersama teman-teman di Google dan keluarga mereka. #NeverAgain," cuit Levie.
 




Meski demikian, sikap mendesak Pemerintah AS untuk mengubah kebijakan mengendalikan penggunaan senjata api tak keluar dari pernyataan beberapa petinggi Silicon Valley lainnya, termasuk CEO Google Sundar Pichai dan CEO YouTube Susan Wojcicki, yang secara langsung menjadi 'korban' dari tragedi penembakan ini.

Keduanya lebih memilih untuk mengeluarkan pernyataan berupa simpati dan dukungan bagi para karyawan mereka, serta berterima kasih kepada pihak berwajib yang segera merespons kejadian tersebut.

"Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan tragedi yang kami alami hari ini. @SusanWojcicki dan saya fokus untuk mendukung para karyawan dan komunitas @YouTube untuk bersama menghadapi masa-masa sulit ini. Terima kasih kepada pihak kepolisian dan orang-orang yang pertama kali merespon kejadian ini..." cuit Pichai.
 




"Tak ada kata yang bisa menggambarkan betapa mengerikannya aksi penembakan di kantor @YouTube hari ini. Kami sangat berterima kasih kepada penegak hukum dan orang-orang yang mengetahui kejadian ini pertama kali, responsnya sangat cepat. Kami mendoakan semua yang terluka dan terdampak hari ini. Kita akan pulih bersama, sebagai keluarga," cuit Wojcicki
 




CEO Apple Tim Cook, CEO Amazon Jeff Bezos, dan COO Sheryl Sandberg pun demikian. Mereka mengambil sikap lebih 'aman' yakni mengucapkan simpatinya tanpa menyinggung penggunaan senjata api.

"Dari semua orang di Apple, kami menyatakan simpati dan dukungan untuk tim di YouTube dan Google, terutama korban dan keluarga mereka," cuit Cook.
 


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar