Laman

Kamis, 05 April 2018

Data Pengguna Facebook yang Bocor Jadi 87 Juta

Data Pengguna Facebook yang Bocor Jadi 87 Juta

INILAHCOM, San Francisco - Skandal kebocoran dan penyalahgunaan data Facebook ternyata lebih parah dari perkiraan semula. Jika selama ini disebut-sebut ada sekitar 50 jutaan data pengguna Facebook yang disalahgunakan, rupanya angkanya jauh lebih banyak dari itu.

Mengutip pernyataan resmi Facebook di laman Facebook Newsroom, Rabu (4/4/2018), total informasi pengguna Facebook yang bocor adalah sebanyak 87 juta, dan yang cukup mengejutkan, data dari pengguna di Indonesia juga masuk di dalamnya.

"Secara total, kami meyakini bahwa ada 87 juta pengguna Facebook --paling banyak di AS-- yang kemungkinan sudah dibagikan secara tidak layak oleh Cambridge Analytica," kata Chief Technology Officer Facebook Mike Schroepfer dalam penyataannya di laman Facebook Newsroom.

Dia juga mengungkapkan 10 negara yang diduga mengalami kebocoran data penggunanya. Yang  paling mengejutkan, dari data yang disajikan Schroepfer, ada nama Indonesia di daftar negara yang data penggunanya dibagi ke Cambridge Analytica. Jumlahnya cukup banyak, yakni 1.096.666 atau sekitar 1,3 persen dari total. Angka tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga setelah Filipina.



Sayangnya, tidak diketahui data dari pengguna Facebook di Indonesia digunakan untuk apa oleh Cambridge Analytica. Pasalnya data pengguna AS dipakai untuk kampanye Donald Trump pada Pemilihan Presiden 2016.

Cambridge Analytica adalah konsultan politik untuk tim kampanye pemenangan Trump saat Pemilihan Presiden 2016. Saat itu, Trump, yang diusung Partai Republik, berkompetisi melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Diduga, data para pengguna Facebook dari AS ini digunakan untuk menyusun strategi kampanye pemenangan Trump.

Sementara itu, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyatakan bahwa pihaknya tidak melihat 'dampak berarti' dalam penggunaan data atau penjualan iklan setelah skandal tersebut, namun, hal itu menjadi 'tidak baik' bagi mereka karena orang-orang menjadi tidak suka terhadap Facebook, demikian dilansir dari Reuters.

Zuckerberg kembali menegaskan akan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut dan berpendapat dirinya masih layak memimpin Facebook.

"Ketika Anda membangun sesuatu seperti Facebook, hal yang tidak terduga di dunia, pasti akan ada sesuatu yang tidak berjalan lancar," katanya seraya menambahkan bahwa yang terpenting adalah belajar dari kesalahan .

Zuckerberg mengaku tidak memecat siapapun terkait skandal ini, dan tidak merencanakan pemecatan.

"Saya tidak mau mengorbankan orang lain atas kesalahan ini," kata dia. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar