Laman

Minggu, 11 Maret 2018

Tahun 2020, 13 Kota Dunia Bisa Alami Kenaikan Suhu

Tahun 2020, 13 Kota Dunia Bisa Alami Kenaikan Suhu

INILAHCOM, Edmonton - Sedikitnya 13 kota di Bumi ini diproyeksikan mengalami kenaikan suhu yang bisa melebihi 2 derajat Celsius pada tahun 2020, demikian menurut sebuah laporan terbaru.

Ibu kota Rusia, Moskow, menghadapi peningkatan potensi tertinggi di antara lebih dari 100 kota yang masuk dalam laporan yang dibuat selama beberapa tahun oleh Jaringan Penelitian Perubahan Iklim Urban yang berbasis di Columbia University, New York, AS.

"Semuanya mengkhawatirkan," ujar William Solecki, salah satu editor penelitian tersebut dalam sebuah pertemuan iklim yang didukung oleh PBB di Edmonton, Kanada, pekan lalu.

Kota-kota yang akan mengalami kenaikan suhu paling curam selama tahun 2020 antara lain Helsinki di Finlandia (2,5 derajat Celsius), Ottawa di Kanada (2,3 derajat Celsius), dan Trondheim di Norwegia (2,3 derajat Celsius).

Semua prediksi termasuk untuk batas bawah. Misalnya, suhu di Moskow bisa meningkat sedikitnya 1,1 derajat Celsius.

Data baru tersebut memberikan pengetahuan dasar bagi kota-kota yang berada di garis depan dalam upaya untuk mengendalikan dampak pemanasan global, kata Cynthia Rosenzweig, editor laporan yang juga peneliti di NASA.

Temuan baru tersebut muncul di rancangan laporan PBB yang telah menyebabkan kewaspadaan dengan proyeksi bahwa kenaikan suhu global melampaui target 1,5 derajat Celsius yang disertakan dalam pakta Paris untuk mengurangi pemanasan global.

Selain itu, para ahli mengatakan bahwa badai, banjir dan kejadian cuaca ekstrem lainnya yang terkait dengan perubahan iklim dapat terjadi di kota-kota dengan dampak yang melebihi perkiraan para ilmuwan.

"Bagaimana kota-kota tahu agar mereka harus mengembangkan rencana ketahanan mereka, kecuali jika mereka tahu proyeksi suhu, bagaimana iklim seharusnya berubah di kota mereka," kata Rosenzweig saat konferensi pers.

Hasil penelitian yang beragam menawarkan sebuah pengingat bahwa kota perlu mengembangkan rencana yang disesuaikan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, kata Solecki, seorang profesor di Hunter College di New York, AS.

"Perencanaan sangat penting mengingat adanya tekanan dari urbanisasi," katanya.

Sekitar setengah populasi dunia tinggal di daerah perkotaan, dan angka tersebut diperkirakan mencapai 66 persen pada tahun 2050, menurut prediksi PBB.

Laporan baru ini diluncurkan di sela-sela puncak pertemuan global di Edmonton, Kanada, dimana para peneliti dan perencana kota membuat peta jalan bagi kota-kota untuk melawan dampak perubahan iklim.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar