Laman

Selasa, 25 Juli 2017

Perseteruan League of Legends vs Mobile Legends

Perseteruan League of Legends vs Mobile Legends

ANAK perusahaan dari Tencent grup, Riot Games, baru ini telah menggugat pengembang game mobile China Shanghai Moonton Technology untuk pelanggaran hak cipta.

Riot Games adalah pengembang game yang berbasis PC MOBA (Multiplayer Online Battle Arena)  League of Legends. Shanghai Moonton adalah pengembang game Android/ iOS MOBA Mobile Legends.

Kasus ini diajukan di California pada 6 Juli lalu. Ini adalah hal yang serius bagi grup besar Tencent karena League Of Legends merupakan salah satu game PC online terbesar yang bisa menyumbang pendapatan tertinggi.

Dilansir dari laporan Superdata, pendapatan game MOOM Riot tahun lalu diperkirakan mencapai US$1,7 miliar. Perkiraan SuperData Research sebesar US$1,7 miliar untuk League of Legends hanya untuk periode Januari-November 2016. Bisa setinggi US$1,9 miliar. Dan pada awal kuartal tahun ini masih menduduki pendapatan paling banyak di dunia untuk rilis PC digital.

League of Legends bertahan sebagai game PC terlaris di dunia. Tencent tidak dapat membiarkan pengembang China lain membuat (dan mengambil keuntungan dari) versi mobile yang dilihat paling menonjol adalah Mobile Legends

Dalam gugatannya, Riot Games mengklaim Shanghai Moonton sengaja menyalin antarmuka mulai desain map, karakter, dan desain monster, dan aset grafis lainnya dari League of Legends.

Shanghai Moonton pun tak tinggal diam, selang beberapa hari lalu telah menerbitkan pernyataan bahwa ada beberapa media telah menerbitkan laporan negatif dan tidak nyata terhadap Mobile Legends.



Dikatakan, Mobile Legends adalah dari proses desain aslinya yang independen dan asli. Ini juga mengumumkan bahwa mereka mungkin akan melakukan tindakan hukum terhadap entitas media dan pesaing bisnis yang menyebarkan berita tentang kasus Riot Games terhadapnya.

Untuk mencoba, INILAHCOM menjajal masuk ke akun Mobile Games dan Shanghai Moonton meminta untuk mengunduh pembaruan besar yang berkaitan dengan aset grafis baru (skin hero baru, latar belakang peta/ lingkungan, potret pahlawan yang telah diperbaiki, dan aset grafis lainnya). Antarmuka pengguna sekarang tidak lagi terlihat seperti UI League of Legends.

INILAHCOM menggunakan emulator Bluestack untuk menunjukkan bahwa Mobile Legends mendapat beberapa tambalan/ pembaruan terbaru yang menyertai aset grafis baru.

(Tampilan Mobile Legend setelah diperbarui)

Moonton mungkin sudah sangat sigap untuk sesegara mungkin memodifikasi Mobile Legends, jadi keluhan pelanggaran hak cipta akan lebih sulit untuk dibuktikan.

Meskipun benar bahwa versi Mobile Legends sebelumnya sangat mirip League og Legends, Shanghai Moonton kini telah mengubah secara bertahap grafis antar muka dan Map untuk membedakannya dari game PC MOBA Riot.

Sebelumnya dalam beberapa tampilan Map terlihat banyak kemiripan tesktur lingkungan yang sama pada Mobile Legends dikatakan terdapat di hampir semua detail pada map serta posisi dari berbagai properti unik yang ada di map tersebut.


(Perbandingan League of Legend dan Mobile Legends sebelum diperbarui)

Terlepas dari kasus yang diajukan oleh Riot Games di California, AS, pekan lalu, Mobile Legends masih tersedia di Google Play Store dan Apple's IOS App Store. Di sisi lain, kedua pemilik toko aplikasi ini mungkin menunggu perintah pengadilan AS sebelum mereka melarang Mobile Legends.

Tencent tampaknya tidak ingin membiarkan Shanghai Moonton lolos dengan plagiasi Legenda Mobile Legends yang terus berlanjut. Diketahui Tencent sendiri memiliki game MOBA mobile, Strike of Kings, yang sedang diuji coba beta di Eropa.

Jika anggota dewan juri di pengadilan AS tidak akan berpihak pada Riot Games dalam kasusnya, Tencent tidak punya pilihan selain membeli Shanghai Moonton/ Mobile Legends. Karena rasanya sedikit sulit untuk bisa merebut pasar khususnya di Asia karena Mobile Legends telah merebut wilayah ini.

Berdasarkan laporan dari Prioridata,  Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan AS sekarang menjadi pembelanja terbesar di Mobile Legends.


Orang-orang di AS juga kegandrungan dengan permainan ini. Prancis dan Jerman juga mengabaikan Strike of Kings dan malah memilih untuk menghabiskan Mobile Legends.

Selama Mobile Legends ada di sekitar, Tencent tampaknya tidak akan mudah untuk membawa Strike of Kings atau Honor of Kings ke AS, Eropa apalagi di pasar Asia.

Rasanya jadi bisa dilihat kasus pelanggaran hak cipta Riot Games melawan Shanghai Moonton kemungkinan karena frustrasi/ tertekan/ ketakutan. Keberhasilan Mobile Legends menggetarkan saraf beberapa orang di Tencent.

Bagaimana menurut Anda? Apakah game Mobile Legends melakukan pelanggaran hak cipta atau hanya sekedar terinspirasi?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar