Laman

Jumat, 16 Juni 2017

Perubahan Iklim Bikin Kita Susah Tidur

Perubahan Iklim Bikin Kita Susah Tidur

INILAHCOM, Cambridge - Tanpa disadari, perubahan iklim telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances mengungkap bahwa perubahan iklim membuat kita sulit tidur di malam hari atau sekadar beristirahat.

Nick Obradovich, peneliti Harvard Kennedy School dan Massachusetts Institute of Technology’s Media Lab, bersama rekan-rekannya melakukan survei pada 765 ribu warga AS. Salah satu pertanyaan yang mereka ajukan pada responden adalah: 'Selama 30 hari terakhir, berapa hari Anda merasa tidak cukup istirahat atau kurang tidur?'

Para peneliti kemudian mencocokkan respon para partisipan dengan informasi suhu stasiun cuaca untuk melihat apakah responden terpapar suhu hangat tak lazim selama mereka berusaha tidur.

Dari informasi ini, para peneliti mengalkulasi bahwa setiap kenaikan suhu malam hari sebesar satu derajat Celsius, menyamai tiga malam kurang tidur pada setiap seratus orang tiap bulannya.

Dampak negatif ini bahkan lebih parah saat musim panas dan lebih akut pada orang berusia di atas 65 tahun serta orang-orang yang berpenghasilan kurang dari US$50 ribu per tahun. Para lansia ini lebih rentan terserang penyakit yang terkait dengan suhu panas, sementara kelompok orang dengan pendapatan rendah mungkin tak bisa membeli alat pendingin ruangan.

"Tidur merupakan komponen penting dalam kesehatan manusia. Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terserang penyakit kronis, dan dapat membahayakan kondisi psikologis serta fungsi kognitif," ujar Obradovich seperti dikutip oleh National Geographic dari Eurekalert.

Ia menambahkan, penelitian ini menunjukkan bahwa bukan hanya suhu lingkungan yang berperan mengganggu tidur, tetapi perubahan iklim juga bisa memperparah kondisi dengan meningkatkan level kurang tidur.

Lalu, apa yang akan terjadi jika suhu Bumi terus meningkat?

Berdasarkan proyeksi iklim NASA Earth Exchange untuk tahun 2050 dan 2099, para peneliti menemukan bahwa korelasi antara perubahan iklim dan tidur akan semakin memburuk.

Mereka mengatakan, suhu yang menghangat dapat menyebabkan tambahan enam malam tidur bermasalah untuk setiap 100 orang pada 2050, dan meningkat hingga 14 malam pada 2099 mendatang.

"AS memiliki suhu sedang, dan secara global cukup mapan," kata Obradovich. Kemudian ia melanjutkan, "Kami tidak punya data tidur dari penduduk seluruh dunia, tapi dengan mengasumsikan pola serupa, kita dapat membayangkan pada tempat-tempat yang lebih hangat atau miskin atau keduanya, dampaknya akan jauh lebih buruk."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar