Laman

Senin, 12 Juni 2017

Perbankan Sulit Kenali Nasabah Online Banking

Perbankan Sulit Kenali Nasabah Online Banking

INILAHCOM, Jakarta - Berdasarkan hasil penelitian terbaru Kaspersky Lab dan B2B International, terdapat 24 persen perbankan di seluruh dunia yang mengalami kesulitan ketika mengidentifikasi nasabah mereka saat memberikan layanan perbankan digital dan online.

Penelitian yang berjudul Financial Institutions Security Risks ini juga mengungkapkan ada lebih dari separuh perbankan (59 persen) melakukan antisipasi kerugian finansial, yang terus berkembang akibat penipuan, dalam tiga tahun ke depan.

Oleh karena itu, Kaspersky Lab mengingatkan bahwa verifikasi identitas nasabah harus menjadi perhatian utama dalam strategi keamanan siber dari lembaga keuangan.

Dengan meningkatnya penggunaan layanan perbankan online dan mobile, nasabah tidak hanya menjadi korban penipuan finansial, namun juga merupakan titik masuk utama untuk serangan terhadap saluran digital perbankan.

Menurut penelitian pada 2016, 30 persen perbankan mengalami insiden keamanan dan mempengaruhi layanan perbankan yang dioperasikan melalui internet, di antaranya phishing terhadap nasabah, menggunakan kredensial nasabah untuk kegiatan penipuan, menjadi faktor utama yang menyebabkan serangan tersebut.

Perbankan menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah teknologi keamanan yang tidak merusak pengalaman perbankan nasabah: 38 persen dari organisasi yang disurvei memastikan bahwa menyeimbangkan teknik pencegahan dengan kenyamanan pelanggan menjadi salah satu masalah spesifik yang mereka hadapi.

Head of Fraud Prevention Kaspersky Lab Alexander Ermakovich mengatakan bahwa ketika mempertimbangkan berbagai pendekatan dalam mengamankan saluran digital dan mobile, perbankan berusaha menghindari terlalu banyak memberikan batasan bagi nasabah.

"Layanan perbankan online harus mempertahankan tujuan utamanya, yaitu sebagai sebuah cara mudah untuk melakukan transaksi keuangan dalam hitungan detik. Itulah sebabnya kami sedang mengerjakan sebuah teknologi yang membantu untuk melindungi baik perbankan dan nasabah mereka tanpa menambah rutinitas keamanan ekstra dalam pengalaman perbankan nasabah," ungkap Ermakovich, dalam siaran persnya kepada INILAHCOM.

Selain autentikasi dua faktor dan prosedur keamanan lainnya yang digunakan oleh perbankan, Kaspersky Lab juga merekomendasikan penerapan solusi khusus yang dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang memiliki kewenangan, tanpa memerlukan tindakan tambahan dari pengguna.

Platform Kaspersky Fraud Prevention mengumpulkan dan menganalisis perilaku pengguna, perangkat, lingkungan, dan informasi mengenai sesi sebagai big data yang dianonimkan dan dimanifestasikan pada cloud.

Risk Based Authentication (RBA) menilai risiko yang mungkin sebelum pengguna login, sementara Continuous Session Anomaly Detection mengidentifikasi pengambilalihan akun, money laundering, alat otomatis atau proses yang mencurigakan selama sesi berlangsung.

Hasilnya, platform ini mampu memberikan perlindungan yang menyeluruh jadi tidak hanya pada tahap login, tapi juga selama sesi tersebut berlangsung, sementara nasabah tidak lagi memiliki tahap otorisasi tambahan untuk mereka lewati. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar