MENDIANG pelukis ternama Affandi mendapat penghormatan dari Google. Raksasa internet asal AS ini merayakan hari kelahiran yang ke-110 tahun sang maestro dengan tampilan Google Doodle unik di halaman muka mesin pencarinya.
Affandi Koesoema, demikian nama lengkapnya, lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada tahun 1907. Tidak diketahui tanggal pastinya, namun diyakini ia dilahirkan pada tanggal 1 Mei. Oleh karena itu, Google pun turut merayakannya dengan memasang doodle unik pada hari ini.
Affandi dikenal memiliki gaya melukis khas yang didapat dengan cara membubuhkan cat langsung dari kemasannya ke atas kanvas. Alih-alih menggunakan kuas, ia memakai jari jemarinya untuk melukis.
"Doodle hari ini mengenang Affandi dengan menerapkan gaya yang mirip. Garis-garisnya seperti guratan Affandi, luwes dan bersemangat, dengan warna-warna macam yang dulu biasa dipakainya," tulis Google dalam laman penjelasannya mengenai doodle ulang tahun Affandi.
Dari segi pendidikan, Affandi termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya, memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri.
Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya.
Pada usia 26 tahun, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Pasangan ini dikaruniai seorang putri yang kemudian mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika Affandi.
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis serta pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena ia lebih tertarik pada bidang seni lukis.
Sekitar tahun 1930-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.
Di masa revolusi 1945, Affandi berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan, antara lain dengan membuat poster propaganda 'Boeng, Ajo Boeng'. Idenya dari Bung Karno, modelnya pelukis Dullah, dan kata-katanya dari penyair Chairil Anwar.
Di akhir dekade 1940-an hingga awal 1950-an, Affandi berkelana keliling dunia untuk melukis. Dia memamerkan karya-karyanya di ibukota negara-negara Eropa, termasuk, Paris, London, dan Roma.
Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini, dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun, bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tarik dari karya-karya Affandi.
Kesederhanaan cara berpikirnya terlihat saat suatu kali Affandi merasa bingung sendiri ketika kritisi Barat menanyakan konsep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi Barat, lukisan Affandi dianggap memberikan corak baru aliran ekspresionisme. Tapi ketika itu justru Affandi balik bertanya, 'Aliran apa itu?'.
Bahkan hingga saat tuanya, Affandi membutakan diri dengan teori-teori. Ia dikenal sebagai pelukis yang tidak suka membaca. Baginya, huruf-huruf yang kecil dan renik dianggapnya momok besar.
Affandi tutup usia pada 23 Mei 1990, setelah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis sepanjang hidup. Sebagian di antaranya bisa disaksikan langsung di Museum Affandi di Yogyakarta. Ia dimakamkan tidak jauh dari museum yang didirikannya itu. [ikh]
Minggu, 30 April 2017
Google Rayakan Hari Lahir Maestro Lukis Affandi
Google Rayakan Hari Lahir Maestro Lukis Affandi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar