INILAHCOM, Jakarta - Lembaga riset IDC telah mengumumkan hasil analisis mereka terhadap pasar perangkat komputasi mobile di Indonesia. Dari laporan per kuartal berdasarkan data yang berakhir pada bulan Desember 2016, ASUS memperkuat posisi puncak dengan raihan 51,7% pasar.
IDC menyebutkan, di kurun waktu tersebut, selisih ASUS dengan produsen terbesar kedua di Indonesia telah mencapai sekitar 33%. Bahkan jika total market share produsen peringkat kedua digabungkan dengan total market share milik produsen terbesar ketiga dan keempat, penguasaan pasar ASUS di notebook consumer masih lebih besar.
Serupa dengan IDC, lembaga riset GfK juga menyebutkan bahwa pangsa pasar ASUS di Indonesia untuk perangkat mobile computing terus menguat. Jika di akhir kuartal ketiga lalu ASUS menguasai 35,0% pasar, di akhir kuartal keempat 2016 angkanya mencapai 35,9%. Bila dibandingkan pada akhir kuartal keempat 2015, angkanya tumbuh sebesar 2,3%.
"Angka-angka yang dirilis oleh dua lembaga riset tersebut menegaskan bahwa upaya ASUS untuk meraih simpati pengguna khususnya perangkat mobile computing mulai membuahkan hasil yang baik," sebut Galip Fu, Country Marketing Manager, ASUS Indonesia, dalam siaran persnya kepada INILAHCOM.
"Tetapi tentunya kami tidak akan berpuas diri. Ke depan, ASUS akan menghadirkan semakin banyak varian produk yang dapat menyentuh hati pengguna di Indonesia," imbuhnya.
Sebagai gambaran, IDC menyebutkan, sepanjang tahun 2016 lalu, hampir sekitar 2,2 juta unit notebook dari berbagai segmen terjual di Indonesia. Dari angka tersebut, sebesar 47,07% di antaranya merupakan notebook ASUS.
Fokus di Segmen Premium
Berbeda dengan kuartal-kuartal sebelumnya, di mana ASUS Indonesia fokus untuk memasarkan notebook mainstream, pada tahun 2017 ini ASUS semakin menggeluti segmen premium.
Alasannya, segmen yang satu ini merupakan segmen yang sangat potensial untuk digarap karena menawarkan dinamika yang lebih luas dan sangat banyak varian produk yang bisa bermain di dalamnya.
Khusus untuk segmen tersebut, ASUS punya dua varian produk yang ditujukan untuk dua jenis pengguna, dengan segmen-segmen yang berbeda. ASUS ZenBook 3, perangkat notebook ultra tipis yang menawarkan performa dan kehandalan tinggi serta desain yang sangat menarik, dan juga ASUS Transformer 3, perangkat komputasi mobile 2-in-1 yang bisa menjadi notebook, tablet, atau bahkan dijadikan sebagai PC desktop.
Dengan desain dan teknologi masterpiece, ASUS ZenBook 3 UX390 yang berbobot 910 gram dengan ketebalan hanya 1,19cm ini merupakan notebook berbasis Windows 10 Home paling tipis dan stylish yang pernah dibuat. Namun demikian, perangkat tersebut diperkuat oleh sejumlah komponen bertenaga. Dengan demikian, pengguna tidak lagi perlu memilih antara kinerja ataupun gaya.
Didesain dari awal untuk mengakomodasi tuntutan spesifikasi yang mumpuni, ultrabook premium tersebut menggunakan body aluminium alloy 6013 standar aerospace yang umum digunakan pada struktur primer pesawat terbang. Materialnya 50% lebih kuat dibanding material yang umum digunakan pada notebook. Body ZenBook 3 UX390 yang tampak lembut ini sebenarnya sangat kuat.
ASUS juga mengubah makna dari notebook thin and light dengan membuat standar baru yakni ketebalan hanya 1,19cm dan bobot 910 gram. Notebook yang tetap memegang konsep concentric spun-metal finish di bagian lid-nya ini juga punya dimensi yang lebih ringkas dari kertas A4.
Hadir dalam pilihan warna elegan, Rose Gold dan Royal Blue, semuanya memiliki golden metallic edge di sekeliling lid yang dibuat dalam 2 tahap anodizing untuk memastikan daya tahannya.
Untuk pengetikan yang lebih nyaman, ZenBook 3 UX390UA menggunakan illuminated full size keyboard dengan travel distance 0,8mm. Jauh lebih nyaman dibanding notebook ultra tipis kompetitor yang hanya 0,4mm.
Transformer 3 Pro berfungsi sebagai tablet mumpuni dengan stylus ASUS pen yang menawarkan akurasi dan kontrol yang mulus. Dengan Transformer Cover Keyboard yang tipis, notebook berbasis Windows 10 Home ini dapat berfungsi sebagai notebook. Bisa juga sebagai PC desktop dengan menghubungkannya dengan 'Universal Dock' sehingga ia punya port tambahan untuk memasang monitor dan keyboard.
Diposisikan sebagai PC paling serba bisa di dunia, Transformer 3 Pro merupakan PC 2-in-1 pertama yang mampu berfungsi penuh sebagai tablet, notebook, music station, bahkan sampai perangkat gaming kinerja tinggi. Kemampuannya jauh melebihi apa yang ditawarkan oleh Microsoft Surface Pro cukup dengan menghubungkan berbagai aksesoris ke Transformer 3 Pro.
Yang paling menarik, Transformer 3 Pro bisa disambungkan dengan ROG XG Station 2 yang akan berfungsi sebagai docking station bertenaga. ROG XG Station 2 ini punya kartu grafis yang bisa dimanfaatkan oleh Transformer 3 Pro untuk mengolah grafis kompleks secara instan.
Bagi pengguna yang membutuhkan varian yang lebih terjangkau, ASUS juga menawarkan Transformer 3 T305CA dan Transformer T101HA.
Selain notebook premium, sepanjang 2016 ASUS juga memperkuat lini produk gamingnya. Beragam varian, mulai dari 15 inci sampai 17 inci, dari notebook gaming berdesain tipis dan portabel seperti GL502 atau GL752 sampai notebook dengan spesifikasi dan performa monster seperti G752 ataupun GX700 hadir untuk pengguna ultimate gaming atau mereka yang berhubungan dengan multimedia editing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar