Laman

Kamis, 02 Februari 2017

Inilah Protein Dinosaurus Berusia 195 Juta Tahun

Inilah Protein Dinosaurus Berusia 195 Juta Tahun

INILAHCOM, Toronto - Protein purba yang berasal dari 195 juta tahun lalu ditemukan di sebuah tulang dinosaurus, lebih tua dari protein yang diawetkan selama ini yang berusia 100 juta tahun.

BBCnews melaporkan, Para peneliti juga menemukan jejak dari mineral yang mungkin berasal dari darah pada masa awal dinosaurus Jurassic, seperti dilaporkan wartawan BBC, Helen Briggs.

Protein dan mineral tersebut terlindungi dengan baik dalam proses fosilisasi, ketika tulang dan gigi secara perlahan-lahan berubah menjadi 'batu'.

Robert Reisz - seorang palaeontologis atau asli fosil dari Universitas Toronto Mississauga, Kanda- mengatakan, "Kami berharap bisa belajar lebih banyak tentang biologi dari hewan ini dan semakin kita mengetahui tentang selaput lembut maka semakin tahu kita tentang mereka secara umum."



Tim peneliti yang mengkaji fosil Lufengosaurus ini menggunakan spectroscopy infra merah di Taiwan.

Lufengosaurus merupakan dinosaurus berleher panjang dengan tinggi bisa mencapai sembilan meter.

Fragmen yang terawetkan dari struktur protein yang kaya dengan unsur zat besi tersebut ditemukan pada dinding pembuluh darah di sepanjang tulang rusuk.

Diperkirakan bahwa darah yang tersisa di pembuluh darah yang mengawetkan struktur protein bersangkutan selama hampir 200 juta tahun.



Stephen Brusatte dari Universitas Edinburgh, Skotlandia, yang ikut dalam penelitian mengatakan temuan tersebut 'menakjubkan'.

Para peneliti bisa menelaah konten kimia di tulang rusuk Lufengosaurus tanpa harus mengambilnya yang berisiko kontaminasi.

"Menemukan protein dalam fosil dinosaurus berusia 195 juta tahun adalah menakjubkan," tuturnya dan menambahkan tim peneliti sudah menggunakan semua metode yang mereka kuasai untuk memastikan temuan dan tampaknya benar.

Lufengosaurus masuk dalam kelompok dinosaurus yang hidup pada masa awal Jurassic, yang kini merupakan wilayah Cina barat daya.

Temuan protein berusia 195 juta ini diterbutkan di jurnal sains Nature Communications.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar