Laman

Rabu, 02 November 2016

Dunia Mulai Adopsi Desain Atap Ramah Lingkungan

Dunia Mulai Adopsi Desain Atap Ramah Lingkungan

INILAHCOM, San Francisco - Pekan lalu, San Francisco menjadi kota pertama di AS yang mengharuskan atap bangunan didesain secara ramah lingkungan. Teknik desain tersebut yaitu dengan menyediakan area untuk tanaman di atas atap sebuah bangunan.

Mengutip National Geographic, aksi terbaru ini didasarkan pada tren yang berkembang dan telah banyak di lakukan di berbagai. Desain ramah lingkungan tersebut menawarkan manfaat yang signifikan bagi planet ini.

Undang-undang baru ini mulai berlaku pada Januari 2017. Konsep desain ini membutuhkan antara 15 hingga 30% atap bangunan pada proyek-proyek baru, dan konstruksi untuk menggabungkan energi panel surya dengan atap ramah lingkungan, atau campuran keduanya.

Beberapa pengembang kota mendukung kebijakan atap ramah lingkungan. Mereka senang, karena kebijakan ini menawarkan alternatif tambahan untuk memenuhi persyaratan ramah lingkungan. Pemasangan atap ramah lingkungan jauh lebih murah dibandingkan panel surya.

Badan perlindungan lingkungan AS, Environmental Protection Agency (EPA), memperkirakan atap ramah lingkungan menghabiskan dana sekitar US$10 per kaki persegi untuk proyek-proyek sederhana, atau US$25 per kaki persegi untuk desain yang lebih ambisius.



Undang-undang atap bangunan ramah lingkungan telah lama diterapkan di berbagai negara. Cordoba menjadi kota pertama di Argentina yang menggunakan atap bangunan ramah lingkungan pada Juli lalu.

Sementara Prancis menerapkan undang-undang baru untuk atap ramah lingkungan atau teknologi panel surya pada semua konstruksi baru mulai berlaku Maret tahun depan.

Pada tahun 2009, pemerintah Toronto menetapkan kebijakan atap ramah lingkungan pada semua bangunan industri dan perumahan. Industri atap ramah lingkungan Jerman telah disahkan dan didukung oleh pemerintah dengan berbagai cara sejak tahun 1970-an.

Atap ramah lingkungan memiliki banyak manfaat, yakni dapat meningkatkan kualitas udara dan membantu mengurangi efek panas perkotaan.

Di masa depan, area atap ramah lingkungan pada bangunan diharapkan bisa menjadi tempat rekreasi sekaligus sumber makanan nabati bagi pemilik atau pengunjungnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar