Laman

Senin, 29 Agustus 2016

Inovasi dan Kiat Bisnis Video OTT di Indonesia

Inovasi dan Kiat Bisnis Video OTT di Indonesia

INILAHCOM, Jakarta - Tantangan revolusi digital diyakini akan semakin kompetitif. Setiap platform digital harus terus berinovasi serta memperbaiki kinerjanya agar dapat bersaing.

Orang Indonesia saat ini lebih suka menonton dan melihat konten media melalui platform digital yang bisa menghasilkan konten media berkualitas nan lancar di ujung jari mereka. Ini merupakan suatu perubahan signifikan dalam tata cara orang Indonesia dalam berbagi serta mengkonsumsi berbagai konten di media.

Hal tersebut disampaikan Desmond Poon, CTO, PT Link Net Tbk. (First Media), perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dan multimedia pertama di Indonesia berbagi wawasan tentang membangun jasa layanan video Over The Top yang sukses.
 
Menurut dia, dengan jumlah pengguna smartphone di Indonesia diperkirakan akan melonjak dari 55 juta di 2015 menjadi 92 juta di 2019, dan pengguna multi-screen menggunakan gadget mereka, antara lain smartphone, tablet dan laptop lebih banyak 23% dari sesama pengguna di negara Asia Pasifik lainnya.
 
Sangatlah krusial bagi mereka untuk selalu menggunakan teknologi yang baru dan inovatif. Ini tentunya sangat vital agar tetap bisa mengikuti permintaan pemirsa atau pelanggan terhadap konten media serta hiburan on-the-go yang sifatnya instan dan terpercaya.

Desmond Poon pun yakin dengan merangkul dan berinvestasi dalam teknologi yang bisa saling melengkapi dengan jasa televisi saat ini yaitu Over-The-Top (OTT) dan Internet of Things (IoT) adalah suatu strategi yang tepat bagi para operator untuk bisa memanfaatkan semua peluang untuk bisa tumbuh dan maju.
 
“Sebagai penyedia internet dan layanan TV berbayar, salah satu keunggulan kami adalah kemampuan kami untuk bisa menawarkan serangkai layanan terpadu bagi pelanggan.

Selain layanan Personal Video Recorder (PVR), Video on Demand (VOD), dan Catch-Up TV yang kami sediakan kepada program linear TV kami, kami juga menawarkan beragam layanan Over-The-Top dan aplikasi berbasis Android antara lain YouTube, aplikasi Google, permainan bahkan pencarian lewat suara di dekoder yang sama,” ujar Desmond dalam siaran pers yang diterima INILAHCOM, Senin (29/08/2016).
 
“Selain itu, pada waktu yang bersamaan kami juga menawarkan jasa layanan tersebut dengan layanan OTT First Media X TV Anywhere yang bisa gunakan di perangkat mobile apapun,” lanjutnya. Desmond juga menambahkan bahwa dengan adanya layanan bundling TV kabel, OTT serta broadband mereka mampu melayani pelanggan di rumah dan di mana pun berada dengan sangat mudah.
 
Tantangan di tengah pasar OTT yang menjanjikan
 
Mengingat populasi Indonesia yang tersebar di ribuan pulau masih banyak sekali rumah tangga yang belum terhubung dengan internet. Oleh karenanya, TV siaran biasa (tidak berbayar) masih tetap menjadi pilihan umum dalam waktu yang lama.
 
Persaingan di sektor ini kian ketat. Penyedia layanan video lainnya seperti Iflix, Netflix, Viu, Orange TV dan Tribe turut mewarnai lanskap pasar penyedia video over-the-top di Indonesia. Agar bisa tetap bertahan dan mencapai sukses, para operator harus cepat tanggap menyikapi tren saat ini, memahami dan menganalisa kebiasaan pelanggan dan preferensi gadget yang digunakan.
 
Namun Desmond tetap optimistis dan yakin dengan adanya peningkatan investasi di infrastruktur dan konektivitas, layanan over-the-top akan melonjak dalam waktu yang akan datang.
 
“Indonesia adalah negara paling padat ke empat di dunia di huni oleh lebih dari 250 juta orang.

Dengan demikian demografis Indonesia memberikan banyak peluang bagi para pendatang baru di pasar layanan over-the-top video ini. Seiring dengan semakin luas jaringan broadband yang dibangun serta penawaran paket menarik dari para operator situasi diatas diharapkan bisa membaik kedepannya,” pungkas Desmond.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar