Laman

Selasa, 14 Januari 2020

FAA-EASA Uji Keselamatan Terbang Boeing 737 MAX

FAA-EASA Uji Keselamatan Terbang Boeing 737 MAX

INILAHCOM, Washington DC - Otoritas penerbangan AS, Federal Aviation Administration (FAA), dan otoritas penerbangan Eropa, European Aviation Safety Agency (EASA), akan melakukan uji keselamatan terbang pesawat Boeing 737 MAX pada hari ini, 15 Januari 2020, di AS.

Kedua lembaga itu siap menerjunkan sejumlah ahli dalam berbagai bidang keselamatan untuk mengevaluasi pesawat tersebut.

Sebelumnya, maskapai American Airlines juga telah memperpanjang penangguhan pengoperasian Boeing 737 MAX hingga 15 Januari 2020. Namun, apakah pesawat tersebut boleh terbang komersil setelah 15 Januari 2020, masih belum bisa dipastikan.

Pasalnya, FAA dan EASA baru melakukan uji keselamatan pada 15 Januari 2020, dan tentunya membutuhkan waktu untuk evaluasi, apakah Boeing 737 MAX sudah memenuhi aspek keselamatan dan layak terbang atau belum.

Boeing 737 MAX telah dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan fatal yang terjadi dalam kurun enam bulan, yakni maskapai Indonesia Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines ET302 pada Maret 2019.

Penyelidikan dari kedua kecelakaan menyimpulkan software Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) memiliki kontribusi besar sebagai faktor penyebab.

Fitur ini bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati). Tujuannya memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan stall.

Namun, fitur otomatisasi tersebut saat itu belum banyak diketahui pilot-pilot Boeing 737 MAX, karena tidak tercantum dalam buku manual operasi.

Pihak Boeing sudah melakukan perbaikan di software MCAS, dan telah melakukan pengujian secara internal. Dari hasil pengujian itu, pilot-pilot Boeing 737 MAX kini juga direkomendasikan untuk belajar di simulator lebih dahulu.

Sebelumnya, pilot-pilot yang akan menerbangkan Boieng 737 MAX hanya wajib mempelajari sistem pesawat itu melalui silabus yang diberikan lewat iPad, yang bisa dipelajari dalam satu jam saja.

Namun, materi yang diberikan itu tidak menyebut adanya fitur MCAS yang menjadi biang keladi kecelakaan Lion Air JT610 dan Ethiopian ET302 yang secara total menewaskan 346 orang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar