Laman

Senin, 28 Oktober 2019

TikTok Sangkal Tuduhan Sebagai Mata-mata China

TikTok Sangkal Tuduhan Sebagai Mata-mata China

INILAHCOM, Beijing - TikTok dituding sebagai aplikasi yang mengancam keamanan nasional oleh parlemen AS. Platform berbagi video populer asal China itu dituding membahayakan privasi pengguna dan menjadi mata-mata bagi pemerintah negaranya.

Tuduhan itu muncul tak lain karena sentimen negatif Pemerintah AS kepada China. TikTok yang notabene dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan asal China, juga diduga turut mencuri data-data pengguna.

Baca juga: AS Khawatir TikTok Ancam Keamanan Nasional

Tidak terima dengan tuduhan itu, TikTok pun membantah keras. Melalui sebuah tulisan dalam blog resminya, pihak TikTok menegaskan bahwa perusahaan tetap menjaga kerahasiaan data pengguna dan akan terus menjamin keamanannya.

Menurut TikTok, semua data disimpan dalam database yang berlokasi di luar China. Dengan demikian, TikTok menyebut bahwa mereka tak perlu tunduk pada regulasi ketat yang dibuat oleh Pemerintah China.

TikTok juga mengatakan ada pula data pengguna AS yang disimpan di Singapura. Itu pun sebagai langkah antisipasi jika terjadi masalah pada database lokal.

"Pusat data kami terletak sepenuhnya di luar China, dan tidak ada data kami berikan pada Pemerintah China," tulis pihak TikTok.

"Di TikTok, kami menangani masalah ini dengan sangat serius. Kami berkomitmen untuk transparansi dan akuntabilitas dalam cara kami mendukung pengguna TikTok kami di AS dan di seluruh dunia," lanjut mereka.

Lebih lanjut, TikTok mengatakan bahwa mereka memiliki tim khusus yang secara teknis mengawasi kebijakan keamanan siber, serta praktik privasi dan keamanan data.

TikTok pun menegaskan terkait pengawasan konten, mereka hanya tunduk pada aturan setempat.

"Kami tidak dipengaruhi oleh pemerintah asing, termasuk pemerintah China; TikTok tidak beroperasi di Cina, kami juga tidak memiliki niat untuk melakukannya di masa depan.

Akhir-akhir ini TikTok memang semakin populer di wilayah AS. Karena itulah dua senator AS, Chuck Schumer dan Tom Cotton, menilai TikTok bisa menjadi ancaman keamanan nasional dan tidak bisa diabaikan.

TikTok merupakan perusahaan asal China yang dimiliki oleh Bytedance Inc. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 110 juta kali di AS.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar