Laman

Jumat, 04 Oktober 2019

Ahli: GrabWheels Hanya Cocok di Tempat Wisata

Ahli: GrabWheels Hanya Cocok di Tempat Wisata

INILAHCOM, Jakarta - Esensi kehadiran skuter listrik seperti GrabWheels milik Grab di Indonesia perlu dikaji lagi. Mempertimbangkan faktor keselamatan dan pemanfaatan terkait mobilitas masyarakat di jalan raya.

"Demam micro-mobility (e-scooter/skuter listrik) memang sedang terjadi di kota-kota besar dunia. Contohnya Berlin, yang bahkan sampai ada lebih dari lima perusahaan penyedia jasa micro-mobility ini," Executive Director Rujak Center for Urban Studies (RCUS) Elisa Sutanudjaja, mengungkapkan dalam keterangan tertulisnya kepada INILAHCOM.
 
Namun, menurutnya, penggunanya sebetulnya bukan warga lokal. Sebab harga sewa yang cukup mahal. "Sampai 5 euro. Pengguna terbesarnya itu turis," lanjutnya.

Warga Kota Berlin sendiri kurang mengapresiasi keberadaan e-scooter itu. "Ada celotehan yang bilang bahwa pengguna terbesar e-scooter, selain turis, dan biasanya mereka mabuk jadi membahayakan pejalan kaki," Elisa mengungkapkan.

Maka skuter listrik, kata dia, akan menarik jika beroperasi di tempat wisata atau pusat kegiatan jenis tertentu yang banyak atraksi. Bukan di jalan raya.

Saat ini, Grab menjadi pihak paling giat dalam usaha penyewaan skuter listrik menggunakan merek dagang GrabWheels. Tersebar di sejumlah tempat terutama di kota besar seperti Jakarta.

Data Forbes dan Statista berdasarkan riset yang dilakukan oleh University of California Los Angeles dan diterbitkan dalam jurnal medis JAMA Network Open mengungkapkan potensi cidera fatal akibat penggunaan skuter listrik. Terutama karena tidak terbiasa mengendarainya di kepadatan lalu lintas.

Seperti dikutip dari Forbes.com, penelitian tersebut dilakukan di AS pada rentang 1 September 2017 sampai 31 Agustus 2018, ditemukan sebanyak 249 orang terlibat dalam kecelakaan skuter listrik.

Seluruh korban memerlukan perawatan medis dengan sepertiga di antaranya diangkut ke rumah sakit menggunakan ambulan.

Sebesar 40 persen dari cidera itu adalah patah tulang. Kemudian kasus menderita trauma kepala sebesar 31,7 persen. Sementara sebesar 27,7 persen korban menderita luka, terkilir, dan memar.

Penelitian juga menemukan bahwa hanya 4,4 persen pengguna skuter listrik yang menggunakan helm.

Kecelakaan yang paling umum dicatat adalah jatuh, tabrakan dengan objek lain, dan pengendara tertabrak kendaraan atau benda lain yang bergerak. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar