INILAHCOM, San Francisco - Peretas sempat membajak akun Twitter pribadi milik CEO Twitter Jack Dorsey pada Jumat (30/8/2019) dan mengirimkan sejumlah cuitan rasis dan vulgar kepada 4,2 juta pengikutnya.
Sebagian cuitan itu sempat bertahan sekitar 30 menit sebelum Twitter menghapusnya.
Mengutip VOA News, cuitan itu termasuk pesan seperti 'Hitler tidak bersalah' dan dengan menggunakan kata-kata kasar kepada Dorsey merujuk pencekalan akun tertentu.
Pihak Twitter mengatakan sedang menyelidiki insiden itu.
Perusahaan jejaring sosial yang bermarkas di San Francisco, California, AS ini menangguhkan sejumlah akun yang di-retweet oleh peretas ketika mereka menguasai akun Dorsey. Twitter juga menangguhkan akun yang tampaknya bertanggung jawab atas peretasan itu.
Berdasarkan beberapa cuitan yang dikirim dari akun Dorsey, sebuah grup peretas bernama 'Chuckle Squad' kemungkinan bertanggung jawab. Selain mendapatkan akun yang tidak ditangguhkan, grup itu belum mengatakan alasan mengapa mereka meretas akun Dorsey.
Jawabannya mungkin sederhana, karena bisa meretasnya. Meskipun Dorsey menggunakan dua faktor otentikasi untuk akun Twitter-nya, peretas telah mempelajari cara mengatasi langkah keamanan ekstra ini.
Twitter menolak berkomentar ketika ditanya apakah Dorsey menggunakan login dua faktor untuk akunnya.
Peristiwa itu terjadi ketika Twitter dan Dorsey berjanji untuk meningkatkan 'kesehatan' dan kesopanan wacana pada layanan media sosial itu. menindak pidato kebencian dan pelecehan.
Twitter yang sejak lama dikecam karena membiarkan perilaku buruk merajalela, berusaha mengendalikan para pelaku terburuk, melarang akun yang melanggar persyaratannya dan membuat pengguna sulit menyembunyikan identitasnya. [ikh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar