Laman

Kamis, 02 Mei 2019

Telkomsel Siasati Tren Penurunan Layanan Voice

Telkomsel Siasati Tren Penurunan Layanan Voice

INILAHCOM,Jakarta - Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia saat ini menghadapi kondisi yang berat. Kondisi ini sekaligus menjadi sebuah tantangan bagi Telkomsel, karena kompetisi antar operator masih terus berlangsung, khususnya dalam menyediakan kualitas layanan terbaik.

Menurut Presiden Direktur Utama Telkomsel, Ririek Ardiansyah, operator juga menghadapi tantangan bisnis khususnya dalam menghadapi semakin menurunnya bisnis layanan legecy yang berasal dari percakapan (voice) dan SMS. Turunnya bisnis layanan tersebut dikarenakan hadirnya aplikasi layanan non legacy seperti Whatsapp, Line, BBM dan media sosial.

“kontribusi dari layanan legacy tinggal 39 persen, sementara yang non-legacy terus membesar hingga 61 persen," kata Ririek Ardiansyah.

Baginya, bisnis layanan data akan terus semakin berkembang secara signifikan, didukung dengan berbagai layanan konten kreatif lainnya seperti musik, video, dan sebagainya.

Disrupsi teknologi tentunya juga memberikan pengaruh terhadap bisnis Telkomsel. “Kondisi ini menjadi suatu tantangan yang tidak bisa dihindari, sehingga perlu kehatian-hatian dalam menyikapinya. Kami tentu juga sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasinya,” ungkap Ririek.

Sebagai contoh, Telkomsel mengambil sikap untuk tidak ikut dalam perang tarif. Mereka enggan mematok tarif atau harga paket data yang kelewat murah karena bakal menyakiti diri sendiri.

"Yang kami inginkan adalah harga yang terjangkau. Dari sisi masyarakat bisa membeli itu, dari sisi operator bisa sustain," tegas Ririek.

Selain itu, Ririek mengatakan sejauh ini Telkomsel belum berencana untuk mematikan jaringan 2G. Pasalnya saat ini masih banyak masyarakat pengguna feature phone yang hanya bisa melakukan SMS dan panggilan suara saja.

"2G tidak akan kita matikan, sebab kita melihat masih banyak masyarakat kita yang masih menggunakan perangkat yang bukan smartphone (feature phone). Tetapi memang akan kita fasilitasi untuk pindah ke 4G. Mulai dari aksesnya yang kita perbesar, kemudian proses penggantian SIM card juga akan kita mudahkan," kata Ririek Ardiansyah.

Sampai kuartal pertama 2019, Telkomsel telah memiliki sekitar 197.000 base transceiver station (BTS).

Dari jumlah tersebut, 50.000 merupakan BTS 2G, 82.000 BTS 3G, dan 65.000 BTS 4G. Sejauh ini layanan Telkomsel sudah menjangkau 97 persen kabupaten, dan melayani 93 persen populasi di Indonesia.

Dalam rilis laporan keuangan Telkom, di tahun 2018 Telkomsel yang merupakan entitas anak usaha Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp 89,3 triliun, EBITDA Rp 47,4 triliun dan laba bersih Rp 25,5 triliun.

Lalu lintas data Telkomsel tahun 2018 meningkat 101,7 persen year-on-year (tahun ke tahun) menjadi 4.373.077 terabyte (TB), terutama didorong oleh jumlah pelanggan data sebanyak 106,6 juta pelanggan atau 65,4 persen dari total pelanggan Telkomsel yang mencapai 163 juta pelanggan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar