INILAHCOM, Jakarta - Konsistensi pengawasan kualitas inovasi teknologi dan peningkatan daya saing komersial dari startup yang diinisiasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam tiga tahun terakhir menunjukkan capaian bisnis yang sangat baik.
Dari 32 tenant-mature yang dilahirkan dari program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di kurun waktu 2015 hingga 2018, tercatat nilai komersialitas bisnis melonjak tajam. Rata-rata startup tersebut mencapai valuasi omset sekitar 457% dari suntikan permodalan awal yang diberikan program ini.
“Syukur Alhamdulilah, kombinasi penguatan aspek inovasi dan teknologi dari Kementerian dan Lembaga Inkubator yang mendampingi startup sudah mulai menunjukkan capaian yang Indonesia cita-citakan dan perlu terus ditingkatkan,” papar Menristekdikti Mohamad Nasir dalam pertemuan dengan pimpinan media massa di Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Menristekdikti memberikan apresiasi atas kerjasama yang intensif oleh puluhan perguruan tinggi, lembaga penelitian pembangunan daerah, reviewer praktisi dan akademisi, serta elemen pengelola program inovasi di Kemenristekdikti dalam empat tahun terakhir ini. Ia menilai konsistensi menjaga kualitas dalam penerapan hasil inovasi dan teknologi selama proses inisiasi yang dilakukannya menjadi kunci utama keberhasilan tersebut.
“Meskipun cukup berat diawal bagi para start up, namun persistensi mereka yang kebanyakan generasi milenial di sebelas proses sejak seleksi hingga evaluasi bisa terbentuk. Prestasi milenial ini sangat membanggakan kita semua,” jelas Nasir.
11 Proses Inisiasi Startup – Tahapan yang dilalui oleh para peserta sejak awal menjadi ujian bagi kualitas inovasi dan teknologi yang diusulkan mereka. Dalam perjalanannya, Kemenristekdikti dan pihak inkubator akan mengawal pengembangan produk hingga mencapai nilai komersialitas yang cukup.
Proses pendanaan yang dilakukan dalam program PPBT diintegrasikan dengan proses pengembangan pendampingan tenant di lembaga inkubator yang ada di kampus dan di Balitbangda maupun inkubator swasta. Mereka wajib melaksanakan pembuatan proposal dan Rencana Aksi Bersama dari hasil workshop antara tenant dan inkubator. Lalu tim seleksi dari pihak Kemenristekdikti dan reviewer dari kalangan praktisi akan menilai dalam aspek teknis dan komersial. Dalam proses selanjutnya, akan dilakukan revisi atas proposal yang kemudian dilanjutkan dengan pengumuman tenant yang layak menerima pendanaan.
Pengembangan Startup Multi Bidang
Lingkup pengembangan startup yang dijalankan Direktorat PPBT agak berbeda dengan kecenderungan lembaga lain yang dikembangkan saat ini. Disaat banyak lembaga pemerintah maupun swasta mengembangkan teknologi informasi komunikasi sekarang ini, Kemenristekdikti justru berani untuk “tidak populer”. PPBT tidak membatasi pengembangan startup di Indonesia. Tak kurang ada 7 bidang fokus di luar IT, yang program ini terus kembangkan.
Bidang tersebut antara lain Pangan, Kesehatan dan Obat-Obatan, Pertahanan Keamanan, Energi, Transportasi, Material Maju, dan Bahan Baku, di selain bidang Teknologi Informasi Komunikasi tersebut. Pola pemilihan tenant yang berhasil dan akan diasistensi juga tidak sekedar mengikuti tren yang sedang populer semata.
Menristekdikti menambahkan, PPBT berusaha menjaga keseimbangan antara permintaan kalangan industri atas temuan baru dari mereka, dengan kebutuhan pengembangan berbagai alat-alat kehidupan masyarakat sehari-hari di masing-masing daerah asal tenant bersangkutan.
Untuk tahun 2019 ini semua dari kedelapan bidang tersebut memiliki peminat dan proposal yang diajukan. Proses penerimaan dan seleksi telah dilakukan dan memperlihatkan animo yang sangat baik dari kalangan pengembang atau tenant tersebut.
Update Startup 2019 – 11 tahapan pengembangan startup dalam payung PPBT memperlihatkan animo yang tinggi dari mayoritas pengembang milenial. Semua dari delapan bidang telah menerima usulan startup dan telah menyelesaikan proses seleksinya.
Tak kurang 44 kampus, 7 Lembaga Litbang Daerah, dan 8 institusi swasta turut mendukung program ini. Mereka berperan sebagai inkubator. Kemenristekdikti tidak hanya melakukan seleksi bagi para talent atau pengembang startup. Hal yang sama juga dilakukan dalam menseleksi inkubator tersebut.
“Kombinasi pengembangan riset-teknologi, SDM pendidikan tinggi, dan partisipasi swasta yang konsisten kami yakini akan makin menumbuhkan perekonomian Indonesia. Juga merangsang anak-anak muda ini mengembangkan apa yang mereka miliki di daerahnya masing-masing,” tutup Nasir. [*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar