Laman

Rabu, 24 Oktober 2018

Panjang Jari Tangan Bisa Jadi Petunjuk Seksualitas

Panjang Jari Tangan Bisa Jadi Petunjuk Seksualitas

INILAHCOM, London - Perempuan yang memiliki jari manis dan telunjuk yang panjang kemungkinan besar memiliki kecenderungan menjadi lesbian, kata sebuah penelitian.

Para ilmuwan mengukur jari dari 18 perempuan kembar identik yang terdiri dari satu orang heteroseksual dan seorang lesbian.

Rata-rata para lesbian dalam penelitian itu memiliki panjang telunjuk dan jari manis yang berbeda di tangan kiri, yang biasanya lebih merupakan ciri lengan pria. Adapun kembarannya yang heteroseks, tangannya 'normal'.

Para peneliti dari University of Essex, Inggris, mengatakan bahwa mereka mungkin terpapar banyak testosteron ketika di dalam rahim.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan juga meneliti jari dari 14 pasangan kembar identik lelaki, yang terdiri dari heteroseksual dan homoseksual atau gay.

Namun, para ilmuwan tidak menemukan kaitan antara perbedaan panjang jari dan orientasi seksual.

Baik laki-laki dan perempuan terpapar testosteron, hormon 'laki-laki' ketika di dalam rahim, tetapi kemungkinan ada yang terpapar dalam jumlah yang lebih banyak dibanding yang lain, tutur para ilmuwan.

"Karena kembar-kembar identik, yang memiliki 100 persen gen yang sama, bisa memiliki orientasi seksual yang berbeda, maka faktor-faktor selain genetik harus dilihat sebagai faktor pembedanya," kata Dr Tuesday Watt, salah seorang peneliti dari University of Essex, seperti dilansir BBC.

"Penelitian menunjukkan bahwa seksualitas kita ditentukan di dalam rahim dan tergantung pada jumlah paparan hormon laki-laki atau tergantung pada cara tubuh kita bereaksi terhadap hormon itu," imbuhnya.

Menurut Dr Watt, perempuan yang terpapar kadar testosteron dalam jumlah yang lebih banyak kemungkinan besar menjadi lesbian atau biseksual.

"Hubungan antara kadar hormon dan perbedaan panjang jari ini, membuat panjang tangan seseorang bisa memberikan petunjuk tentang seksualitas mereka," ujarnya.

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behaviour.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar