Laman

Senin, 08 Oktober 2018

Deteksi Parkinson's, Ilmuwan Gunakan Smartphone

Deteksi Parkinson's, Ilmuwan Gunakan Smartphone

INILAHCOM, Zurich - Dua ilmuwan di Swiss mencoba menggunakan data dari smartphone untuk mendiagnosis penyakit Parkinson's.

Dalam sebuah penelitian yang baru saja dirilis, Patrick Schwab dan Walter Karlen dari Institute for Robotics and Intelligent Systems di Swiss, mencoba menggunakan data dari smartphone dan teknik pembelajaran mesin dalam membantu dokter mendiagnosis penyakit Parkinson's.  

Mengutip CNET, kedua ilmuwan itu mencoba untuk menggunakan data yang dikumpulkan oleh smartphone dan menganalisis untuk mendeteksi gejala dari Parkinson's.

Selain itu, mereka juga ingin mendeteksi perkembangan Parkinson's pada orang yang memang telah terkena.

Menurut Mayo Clinic, penyakit Parkinson's adalah kelainan pada sistem syaraf yang memengaruhi bagaimana seseorang bergerak. Seiring dengan semakin parahnya Parkinson's, maka penyakit ini akan memengaruhi kemampuan pasien untuk berbicara dan berjalan.

Hingga kini, belum ada obat untuk Parkinson's meski memang ada beberapa tindakan yang bisa diambil untuk meminimalisir gejala penyakit tersebut.

Parkinson's memengaruhi lebih dari 6 juta orang di dunia, menurut laporan penelitian ini. Seperempat dari diagnosa Parkinson's salah karena ada gangguan gerakan lain yang juga memiliki gejalan serupa.

Schwab dan Karlen menggunakan aplikasi smartphone untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Para peserta lalu memasukkan informasi medis dan demografis mereka. Mereka lalu diminta untuk melewati empat tes menggunakan smartphone mereka. Rangkaian tes ini, yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari, meliputi tes berjalan, suara, mengetuk ponsel, dan memori.

Saat tes berjalan, peserta diminta untuk berjalan 20 langkah ke depan dan berputar balik. Pada tes suara, peserta diminta untuk mengucapkan 'aaaah' selama 10 detik.

Sementara tes pengetukan meminta pengguna meletakkan ponsel dalam permukaan data dan mengetuk dua tombol pada layar secara bergantian selama 20 detik.

Adapun dalam tes memori, pengguna diminta untuk mengingat pola dari kelopak bunga yang menyala pada layar kemudian menyentuh dalam pola yang sama.

Schwab dan Karlen menemukan bahwa dari keempat tes itu, tes berjalan adalah tes yang memberikan informasi paling baik untuk mendiagnosa Parkinson's.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar