INILAHCOM, London - Seiring dengan berjalannya waktu, daya tarik iPhone tampaknya semakin meredup. Mengapa?
Para analis dari lembaga riset Citi Research Innovation Lab menampilkan sebuah grafik yang memperlihatkan kondisi di mana terjadi penurunan angka ketertarikan konsumen terhadap iPhone.
Grafik tersebut dibuat dari sebuah penelitian berdasarkan jumlah pencarian di mesin pencari Google.
Pada grafik di atas terlihat indeks ketertarikan masyarakat memang semakin menyusut terhadap produk iPhone. Angka tertinggi diperoleh ketika iPhone 5 pertama kali diluncurkan. Namun kemudian menyusut tajam pada iPhone 5S.
Ketertarikan masyarakat tampak pulih ketika iPhone 6 dan 6 Plus dirilis. Namun, kembali turun saat iPhone 7 dan 7 Plus diperkenalkan pada 2016.
iPhone 8 dan 8 Plus sempat membuat angka indeks ketertarikan masyarakat ini terdongkrak. Meski demikian, angka tersebut tak lebih besar dari yang tercatat pada masa iPhone 6 dan 6 Plus.
Adapun angka paling rendah ada pada iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR yang dirilis tahun ini. Bahkan angka indeks trio iPhone terbaru itu tak dapat melampaui angka iPhone 6S dan iPhone 6S Plus.
Citi Research Innovation Lab menyebutkan, grafik di atas terjadi karena setiap tahun iPhone dianggap semakin minim inovasi. Dampaknya, pasar semakin lesu dan tidak begitu tertarik dengan apa yang ditawarkan Apple pada iPhone barunya.
"Kami menduga kondisi tersebut terjadi karena melambatnya inovasi dan pasar mulai jenuh. Kami percaya hal ini menunjukkan bahwa antusiasme publik makin menurun untuk setiap generasi iPhone terbaru," tulis laporan dari para analis Citi Research Innovation Lab .
"Kami mengamati ada lonjakan signifikan untuk angka pencarian setelah event peluncuran iPhone baru. Namun, kemudian terus meredup," imbuh mereka.
Meski angka indeks ketertarikan ini semakin menyusut, bukan berarti jumlah pembelian iPhone juga menurun. Menurut para analis, penelitian ini hanya mencerminkan ketertarikan masyarakat terhadap produk iPhone, bukan sebagai representasi jumlah pembelian, demikian laporan Business Insider.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar