INILAHCOM, Jakarta - Asia IoT Business Platform (AIBP) edisi ke-25 akan digelar di Jakarta, pada 28-29 Agustus 2018, di The Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta. Di tahun keempatnya, event ini akan fokus pada tema ‘Digitalisasi Perusahaan-Perusahaan Lokal di Indonesia'.
Dengan dukungan dari Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, ajang ini akan mempertemukan lembaga-lembaga pemerintahan, perusahaan, dan penyedia solusi IoT berkelas internasional, untuk memahami bagaimana IoT diimplementasikan dalam bisnis guna meningkatkan proses-proses internal
Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dengan populasi lebih dari 265 juta orang yang saat ini sedang menikmati pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen per tahun. Jelas Indonesia masih sangat menjanjikan untuk investasi.
Beberapa sektor di Indonesia bakal merasakan manfaat langsung dari penggunaan teknologi IoT. Contohnya, industri otomotif diperkirakan akan memproduksi 46 juta kendaraan pada 2030.
Kemudian sektor utilitas akan membangun 83 juta rumah bagi 300 juta populasi. Adapun 57 juta Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah Indonesia sudah memikirkan baik-baik bagaimana mengimplementasikan teknologi terbaik seluas-luasnya dalam roadmap Industry 4.0 melalui apa yang disebut 'Making Indonesia 4.0' untuk memperkuat daya saing perekonomian Indonesia.
Oleh sebab itu, di dalam AIBP edisi ke-25 di Jakarta akan digelar sejumlah diskusi dengan topik-topik yang relevan dengan pengembangan teknologi bagi perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia, termasuk pembicara-pembicara dari tiga segmen utama:
1. Instansi Pemerintahan: Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Industri, Bank Indonesia dan sejumlah pemerintah daerah.
2. Perusahaan Telekomunikasi Nasional: Telkom, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata
3. Perusahaan Nasional dan BUMN, seperti: Angkasa Pura, Pelabuhan Indonesia, Bank Permata, Cikarang Dry Port, Lippo Karawaci, Perusahaan Listrik Negara, Puninar Logistics, Shopee Indonesia, Sinar Mas Group, dan sebagainya.
"Kami sangat positif melihat pembangunan di Indonesia dan telah melihat langkah-langkah strategis yang diambil perusahaan-perusahaan lokal selama 2-3 tahun terakhir dalam upaya fokus pada strategi digitalisasi. Tujuannya, agar mereka bisa bersaing tak hanya secara lokal, tapi juga secara regional. AIBP akan fokus menampilkan perusahaan-perusahaan lokal dan mengadakan diskusi yang berorientasi ke masa depan, serta merumuskan teknologi apa yang bisa diadopsi para pengusaha Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan yang mengesankan," tutur Irza Suprapto, Direktur Asia IoT Business Platform dalam siaran persnya.
IoT telah mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia dan sebagian besar kawasan Asia Tenggara pada beberapa tahun terakhir. Namun masih ada tantangan. Pada sebuah survei yang melibatkan 1.573 orang yang merepresentasikan bisnis di regional dengan referensi pengadopsian proyek-proyek terkait IoT, faktor-faktor berikut ini adalah tantangan yang terpenting:
1. Biaya penyelenggaraan proyek IoT
2. Masalah keamanan
3. Kesesuaian dengan sistem terdahulu
Pembicara penting yang akan menghadiri AIBP 2018 di Jakarta, antara lain perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Perindustrian; Aried Musta’in, Head of Digital Service Division, Telkom; Kirill Mankovski, Chief Enterprise Officer, XL Axiata; Gerhard Loots, Head of IoT & M2M, Telstra Ronni Rombe, Direktur Sinar Mas Agro Resources & Technology (SMART); Ravinder Mawa, CIO, Sinar Mas Mining; Benny Woenardi, Managing Director, Cikarang Dry Port; Ari Askhara, Managing Director, Pelabuhan Indonesia III; Novrihandri, Director of Finance and IT, Angkasa Pura I; Suyanto Tjoeng, Director, Puninar Logistics; Said Badrul Nahar, Country IT Director, DHL Supply Chain; Radityo Triatmojo, Head of Government Relations, Shopee Indonesia; dan Steven Calvin Victory, VP, iLOTTE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar