Laman

Jumat, 09 Maret 2018

Make the Future Singapore 2018 Resmi Dimulai

Make the Future Singapore 2018 Resmi Dimulai

INILAHCOM, Singapura - Make the Future Singapore 2018 resmi dimulai pada Jumat (9/3/2018) di Changi Exhibition Center, Singapura.

Festival yang menampilkan beragam gagasan dan inovasi untuk Asia ini dibuka oleh Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura S. Iswaran, Shell Chief Technology Officer Yuri Sebregts, dan Shell Singapore Chairman Goh Swee Chen.

Melalui beragam pengalaman nyata dan virtual, festival ini memberi kesempatan kepada para pengunjung seperti dari kalangan bisnis, akademisi, pemerintah dan para pelajar untuk mengeksplorasi gagasan cemerlang dari seluruh Asia, melihat apa yang menggerakkan dunia kita saat ini dan melihat gambaran seperti apa kelak energi di masa depan.   

Di ajang ini, mereka akan dapat melihat beragam cara bagaimana energi listrik dihasilkan dengan menari, bermain permainan interaktif, merakit dan memperlombakan mobil mini berbahan bakar air garam. Mereka juga dapat bertemu dengan para ilmuwan muda dan pengusaha pemula di sektor energi.

Seremoni pembukaan Make the Future Singapore 2018 juga menandai dimulainya Shell Eco-marathon Asia edisi kesembilan yang diikuti oleh 122 tim mahasiswa dari 18 negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, termasuk 26 tim mahasiswa dari Indonesia.

Dalam ajang ini, tim-tim mahasiswa berkompetisi dengan kendaraan ciptaan mereka untuk meraih gelar kendaraan paling hemat energi.

Sebagai salah satu kompetisi dunia yang tertua untuk mahasiswa, Shell Eco-marathon merupakan sebuah program global yang menantang gagasan cemerlang para mahasiswa untuk mendesain dan membangun mobil-mobil yang sangat hemat energi serta menguji mereka di ajang kompetisi.     
 
Dalam siaran persnya kepada INILAHCOM, Country Chairman & President Director PT Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan, tantangan pemenuhan konsumsi energi serta transisi menuju pasokan energi terbarukan ke depan sangat nyata dan membutuhkan upaya kolaboratif berbagai pemangku kepentingan, seperti para pelaku bisnis, pemerintah, akademisi dan khususnya para mahasiswa.

"Kami meyakini, dengan dukungan semua pihak, kompetisi seperti Shell Eco-marathon ini akan mampu mendorong anak-anak muda untuk inovatif dan kreatif dalam mencari solusi dari permasalahan energi masa depan," ujarnya.

Darwin menambahkan, tingginya antusiasme, ketangguhan dan kerja keras merupakan modal yang selalu akan menjadi nilai yang tidak akan tergerus seiring dengan perkembangan ekonomi digital.

"Prestasi yang sudah dicapai oleh mahasiswa Indonesia di ajang internasional membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar dalam menciptakan inovasi di bidang teknologi untuk masa depan. Disini saya melihat semangat juang para mahasiswa yang membuat mereka unggul dalam kompetisi yang sangat ketat seperti Shell Eco-marathon," lanjutnya.


     
Sementara itu, Shell Chief Technology Officer Yuri Sebregts mengatakan, bahwa sistem energi terus mengalami perubahan dengan nilai dan tingkat kerumitan yang berbeda, terutama di Asia.

"Kami ingin berperan dalam transisi menuju masa depan rendah karbon, dan Shell Make the Future Singapore bertujuan untuk menginspirasi semua individu, masyarakat, pemerintah dan perusahaan di kawasan ini untuk bekerja sama dan mendorong terciptanya perubahan dengan cara yang bertanggung jawab," ujarnya.

"Kami berharap festival ini dapat menginspirasi semua generasi baru, dan memicu terciptanya diskusi, kolaborasi dan inovasi untuk mengatasi tantangan energi dunia," imbuh Sebregts.
 
Para tim mahasiswa akan berkompetisi di salah satu dari dua kategori yang diperlombakan yakni Prototype (kendaraan futuristik dan beraerodinamika tinggi) atau UrbanConcept (kendaraan super ekonomis yang menyerupai kendaraan yang ada saat ini).



Pada gelaran tahun ini jumlah peserta kelompok UrbanConcept mengalami kenaikan signifikan yakni sebanyak 20 persen dibandingkan tahun lalu. Para tim mahasiswa akan berkompetisi di tiga kategori berbeda berdasarkan sumber energi yang mereka gunakan, yaitu mesin pembakaran dalam atau Internal Combustion, Engine (ICE): bensin, solar, etanol (bahan bakar nabati); sel bahan bakar hidrogen, dan baterai listrik.

Salah satu pendatang baru dalam tim Indonesia yang turut berpartisipasi di Shell Eco-Marathon Singapura 2018 adalah tim mahasiswa Malem Diwa Urban dari Universitas Syiah Kuala, Nanggroe Aceh Darussalam dengan mobil UrbanConcept kategori baterai elektrik.

Agung Saputra, yang merupakan manajer tim Malem Diwa Urban, mengatakan bahwa ini adalah pengalaman baru bagi mereka dalam menciptakan mobil hemat energi berbahan bakar baterai elektrik.

"Selama ini kami mengikuti kompetisi sejenis yang dilaksanakan di dalam negeri dengan mobil berbahan bakar bensin. Di ajang internasional Shell Eco-marathon Asia 2018 ini, kami membangun mobil dengan sumber energi baterai elektrik. Kami harapkan mobil ini bisa memberikan hasil yang maksimal," ujarnya.



Kendaraan-kendaraan yang akan ikut lomba diharuskan melewati serangkaian uji teknis yang ketat untuk dapat berlaga di lintasan dan melihat seberapa jauh mereka dapat memacu kendaraan dengan konsumsi bahan bakar yang paling sedikit.

Puncak dari kompetisi ini adalah Drivers’ World Championship (DWC) Asia, sebuah ajang balap yang seru. Tim-tim terbaik di tingkat regional akan menjadi wakil di ajang DWC Grand Final di London, Inggris, pada 8 Juli 2018.

Di ajang ini, tim-tim tersebut akan berkompetisi secara langsung untuk menentukan pengemudi terandal yang paling efisien dalam berkendara.   

Festival Make the Future memiliki enam mitra global, yakni Agility (Mitra Teknis), Altair (Mitra Teknis), HP: (Mitra Festival), The Linde Group (Mitra Teknis), Southwest Research Institute (Mitra Teknis), Toyota (Mitra Festival).

Make the Future Singapore 2018 terselenggara atas dukungan dari Badan Pariwisata Singapura, Kementerian Pendidikan, Pusat Sains Singapura, Innosparks, Strides Transportation, dan Borneo Motors.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar