Laman

Senin, 05 Maret 2018

Bukalapak Dorong Generasi Muda Berinovasi

Bukalapak Dorong Generasi Muda Berinovasi

INILAHCOM, Yogyakarta - Berada di atas satu panggung, CEO/Founder Bukalapak Achmad Zaky dan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde berdiskusi mengenai masa depan peluang kerja generasi muda dalam acara 2018 Youth Town Hall yang mengambil tema 'The Future of Work'.

Berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 1 Maret lalu, Zaky dan Lagarde membahas mengenai status ekonomi secara global maupun lokal, serta prospek dan tantangan di lapangan pekerjaan bagi generasi muda Indonesia.

"Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi bagi generasi muda, sehingga perlu bagi generasi muda untuk melek mengenai peluang usaha yang mungkin dapat diciptakan. Sehingga kita tidak perlu bergantung pada lapangan pekerjaan yang ada," papar Zaky.

Menurut dia, keterbatasan lapangan kerja dapat di atasi dengan peran aktif generasi muda Indonesia. Generasi muda Indonesia itu sangat bertalenta, namun permasalahan timbul saat mereka lulus dari universitas, industri yang ada di Indonesia tidak banyak, sehingga banyak dari mereka yang merasa kesulitan mencari kerja.

Maka dari itu, Indonesia butuh lebih banyak wirausahawan untuk terus mengembangkan industri di Indonesia dan akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja.

Sementara Lagarde menyebut bahwa generasi muda harus siap menghadapi berbagai perubahan tantangan pekerjaan di masa depan. Menurut dia, inovasi merupakan kunci dari tantangan ini.

"Generasi muda harus melek terhadap perkembangan teknologi informasi hingga akhirnya dapat ditransformasikan untuk menjawab tantangan di masa depan. Menciptakan peluang kerja tentu dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Lagarde.

Dalam diskusi ini, Zaky juga memaparkan kiat-kiat menjadi pengusaha, di antaranya harus lebih adaptif terhadap perkembangan yang terjadi baik di dalam negeri maupun secara global. Sehingga peluang usaha yang kita ciptakan dapat lebih kreatif dan menjawab kebutuhan masyarakat.

Saat ini, banyak perusahaan startup atau rintisan yang berbasis teknologi. Indonesia merupakan salah satu rising star di dunia untuk perkembangan startup. Dalam membangun startup kita harus memikirkan dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat, bukan sekedar uang atau keuntungan semata.

"Saya membangun Bukalapak delapan tahun yang lalu, lalu saya berpikir apa yang bisa saya berikan dalam bisnis saya. Memang betul perusahaan kita harus untung, tapi akan lebih baik jika perusahaan yang kita bangun dapat berguna bagi masyarakat," ungkap Zaky.

Berdasarkan pengalamannya ketika mempunyai inisiatif mendirikan Bukalapak dan mengembangkannya hingga sekarang, pelajaran penting yang disampaikan  Zaky adalah sociopreneurship yang berhasil lahir dari dua hal, yakni sensitivitas terhadap problem sekitar sebagai tanggung jawab sosial dan keteguhan sikap untuk mengubahnya.

"Dari situ saya berlatih mengatasi tantangan guna menghadirkan solusi yang impactful bagi seluruh kalangan masyarakat," ujarnya.

Zaky juga mengungkapkan aset terbesar di Bukalapak adalah karyawan. Sehingga karyawan ini harus diberikan perhatian khusus agar mereka bisa berinovasi bagi perusahaan. Karyawan yang baik, menurut dia, tidak hanya memiliki skill, namun juga harus memiliki sikap dan etika kerja yang baik.

"Di Bukalapak kami memberikan fasilitas yang sangat baik dan kenyamanan untuk karyawan kami, seperti makan pagi, siang, dan malam gratis, ruang menyusui, fasilitas gym, ruang santai, dan sebagainya. Bukalapak sangat menghargai peran dan kontribusi karyawan di dalam perusahaan," pungkasnya. [ikh]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar