Laman

Minggu, 11 Maret 2018

70 Persen Berita Palsu Disebarkan via Twitter

70 Persen Berita Palsu Disebarkan via Twitter

INILAHCOM, Cambridge - Studi terbaru yang dilakukan oleh sekelompok peneliti Massachusettes Institute of Technology (MIT) di AS mengungkap bahwa kemungkinan 70 persen berita palsu tersebar lewat Twitter.
 
Mengutip Reuters, tim MIT meneliti sekitar 126 ribu berita yang dibagikan oleh 3 juta pengguna Twitter dalam kurun waktu 2006 hingga 2017. Mereka pun menemukan sekitar 70 persen berita palsu lebih banyak di-retweet ketimbang berita yang akurat.
 
Berita-berita yang diteliti ditinjau oleh enam organisasi pemeriksa fakta independen, termasuk Snopes dan Politifact, untuk mengecek kebenarannya.
 
Berita palsu yang gampang tersebar, menurut para peneliti, adalah mengenai politik, jika dibandingkan dengan terorisme, bencana alam, sains, legenda atau informasi keuangan.
 
Para peneliti melihat terdapat kenaikan sebaran berita palsu politik selama 2012 dan 2016, saat pemilu presiden AS.
 
Temuan menarik dalam studi ini adalah akun bot. Twitter pun dikritik karena banyak memiliki akun otomatis semacam ini, yang menyebarkan berita akurat dan palsu dalam jumlah imbang. Artinya, akun yang dikelola orang lebih bertanggung jawab pada penyebaran berita palsu.
 
Pemimpin studi ini, Soroush Vosoughi, mengatakan orang menyebarkan berita palsu karena informasinya mengejutkan, layaknya berita 'click bait' yang lebih gampang menarik perhatian.
 
"Salah satu alasan kenapa berita palsu lebih mengejutkan karena informasinya tidak sejalan dengan ekspektasi orang terhadap hal di dunia. Jika ada yang membuat rumor tentang sesuatu yang di luar dugaan, Anda cenderung akan membagikannya," kata Vosoughi.
 
Meski subjek penelitian berada di platform Twitter, namun para peneliti berpendapat temuan ini juga bisa berlaku di media sosial lainnya, termasuk Facebook.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar