INILAHCOM, Tokyo - Dengan semangat menghadirkan 'Ever Better Cars' untuk konsumen, Toyota menampilkan berbagai teknologi masa depan untuk kehidupan yang lebih baik pada ajang Tokyo Motor Show 2017 yang berlangsung di Tokyo Big Sight, Jepang.
PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengundang sejumlah media untuk melihat secara langsung pencapaian Toyota dalam mengembangkan beragam inovasi dan produk serta kemajuan interaksi konektifitas antar manusia dan teknologi.
Dalam kaitan itu, Toyota tengah mengembangkan sejumlah inisiatif di bawah payung Toyota Environmental Challenge 2050 yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif manufaktur dan kendaraan (mobil) semaksimal mungkin.
Toyota telah mencanangkan pengembangan teknologi dan desain kendaraan agar pada 2050 mendatang bisa menurunkan emisi karbon minimal rata-rata 90 persen dibandingkan rata-rata global pada 2010.
Di samping itu, melalui Toyota Research Institute (TRI) yang berpusat di California, AS, Toyota juga tengah mengembangkan berbagai aplikasi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membuat mobil lebih aman, terjangkau serta mudah dan nyaman digunakan oleh semua orang, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
“Sejalan dengan tema Tokyo Motor Show 2017, yaitu Beyond the Motor, Toyota akan mengajak rekan-rekan media untuk melihat pencapaian Toyota dalam mencari solusi tantangan lingkungan hidup di masa datang, seperti proyek pembangunan supply chain hidrogen di Hama Wing dan uji coba teknologi assist drive yang diaplikasikan di Sedan Lexus yang memungkinkan kendaraan dikemudikan secara otomatis," kata Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM.
"Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang visi Toyota dalam membangun solusi untuk tantangan mobilitas masa depan, menghadirkan clean technology dan smart mobility," imbuhnya.
Toyota Fuel Cell Vehicle dan Hama Wing
Tak hanya dikenal sebagai pabrikan otomotif terbesar dunia, Toyota juga tercatat sebagai produsen mobil hybrid terbesar dan pionir kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Keduanya adalah buah dari semangat Toyota untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan kelangkaan sumber daya alam untuk energi.
Isu energi dan emisi juga telah menjadi perhatian besar Toyota sehingga berinisiatif mengembangkan teknologi yang bisa berkontribusi untuk mencari solusi.
Sejak awal 1990, Toyota mencari solusi dan kemudian mengembangkan teknologi hybrid atau dikenal Toyota Hybrid System (THS) yang telah melahirkan Prius. Sampai saat ini, selain Prius, teknologi Hybrid Synergy Drive juga telah diaplikasikan setidaknya pada 25 model lainnya, seperti Camry, Alphard, Yaris dan sejumlah model Lexus.
Selain pengembangan kendaraan hybrid, sejak 1992 Toyota juga mengembangkan Toyota Fuel Cell System yang melahirkan model konsep pertama FCEV.
Setelah melalui uji coba dan penyempurnaan, pada 2002 Toyota meluncurkan FCHV-3 yang digunakan secara terbatas di Jepang dan Amerika Serikat.
Pada 2005, mobil model fuel cell Toyota memperoleh sertifikat resmi dari badan otoritas transportasi.
Setelah melalui tidak kurang dari 2 juta km uji coba, pada 2013 Toyota mengumumkan mobil FCV berbahan bakar hidrogen pertama yang akan diproduksi secara komersial berlabel Toyota Mirai.
Pada 2014, Toyora Mirai diluncurkan di pasar Jepang dan kemudian di pasar Amerika Serikat dan Eropa di tahun berikutnya.
Toyota merasa yakin bahwa teknologi FCV merupakan solusi untuk industri otomotif dalam menghadapi kemajuan sosial ekonomi yang pesat. Mengapa? Karena teknologi FCV mampu menjawab tantangan pembangunanan berkelanjutan (sustainability development) yang terkait kelangkaan sumber energi fosil, dan masalah lingkungan (environmental development) yang terkait dengan penurunan emisi CO2.
"Pencapaian Toyota dalam mengembangkan FCV diharapkan menjadi pemicu pengembangan industri otomotif yang lebih beragam dan inspiratif. Penggunaan FCV tidak hanya sebatas pada mobil, tapi juga pada alat angkut lainnya seperti forklift, peralatan rumah tangga, bahkan bisa menjadi pembangkit listrik untuk kebutuhan rumah tangga," kata Soerjopranoto.
Atas dasar itu, Toyota terus berupaya memperluas dampak positif dan mendorong perkembangan pemanfaatkan fuel cell, di antaranya memberikan akses secara gratis terhadap 5.680 paten milik Toyota yang berhubungan dengan teknologi ini.
Selain itu, Toyota tengah mengembangkan model untuk supply chain hidrogen melalui pembangkit listrik di kota Yokohama atau dikenal juga dengan proyek Hama Wing.
Proyek uji coba tersebut adalah kerja sama Toyota Motor Corporation dengan pemerintahan Perfektur Kanagawa, Kota Yokohama, Kota Kawasaki serta Iwatani Corp dan Toshiba Corp yang ditandatangani pada Desember 2015.
Dalam proyek Hama Wing ini, TMC juga melibatkan dua anak perusahaannya yaitu Toyota Turbine and System Inc dan Toyota Industries Corp yang memproduksi alat angkut forklift.
Tujuan proyek ini adalah untuk menemukan mekanisme produksi dan suplai hidrogen agar bisa lebih murah sehingga penggunaan hidrogen sebagai sumber energi yang tidak terbatas dan bersih untuk dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat serta untuk mengurangi ketergantungan pada fossil fuel.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara, rantai suplai hidrogen yang tengah diuji coba Toyota ini berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 80 persen. Isu penting ke depan adalah bagaimana biaya produksi hidrogen ke depan bisa lebih murah, dan ini yang tengah diupayakan oleh Toyota.
Dan Toyota yakin, berdasarkan kemajuan tekonologi yang dicapai sampai saat ini, pada 2030 biaya produksi hidrogen sudah bisa mencapai titik yang layak untuk masuk ke pasar komersial untuk digunakan secara luas oleh masyarakat dunia.
Assist Driver Technology
Di samping meningkatkan kualitas fitur keselamatan, memanfaatkan kemajuan yang dicapai teknologi informasi kecerdasan buatan (AI), Toyota terus mengembangkan sistem pendukung mengemudi yang lebih aman dan menyenangkan. Semangat Toyota adalah terus menerus berupaya mengurangi kecelakaan di jalan raya.
Melalui pengembangan program Automatic Highway Driving Assist (AHDA), Toyota telah merancang dan tengah menguji coba sejumlah fitur yang mampu merespon kondisi lalu lintas sehingga pengemudi dapat menjaga kendaraan tetap berada pada jarak yang aman setiap saat, dan membantu mengurangi kelelahan pada pengemudi.
"Kami mengundang media untuk menyaksikan dan merasakan bagaimana dua teknologi yang menjadi tulang punggung program AHDA ini, yaitu yaitu teknologi Cooperative-Adaptive Cruise Control dan teknologi Lane Trace Control berperan membantu pengemudi menjaga posisinya dan kecepatannya. Keduanya adalah wujud visi Toyota untuk mencapai mobilitas zero accident," kata Soerjopranoto.
Cooperative-Adaptive Cruise Control adalah fitur yang dikembangkan agar kendaraan mampu berkomunikasi secara nirkabel dengan kendaraan di depan, kemudian mentransmisikan data pada pola percepatan dan perlambatan untuk mempertahankan jarak yang aman.
Pola mengemudi yang konsisten ini juga menghemat pemakaian bahan bakar dan mengurangi kemacetan.
Lane Trace Control adalah fitur yang dikembangkan agar sistem yang ada pada kendaraan dapat melakukan penyesusaian secara otomatis dalam mengatur torsi tenaga dan pengereman sehingga pengemudi dapat mempertahankan posisi lajunya secara aman sehingga bisa mengurangi kecelakaan.
"Diharapkan kunjungan ke Hama Wing nanti serta pengalaman langsung melihat teknologi assist drive ini, media dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kemajuan yang telah dicapai industri otomotif, sekaligus menggambarkan visi pengembangan mobil Toyota ke depan yaitu mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan melalui kendaraan yang aman, mudah diakses atau dikendarai serta ramah lingkungan," ujar Soerjopranoto.
"Membangun mobilitas zero accident dan zero emission adalah cita-cita besar Toyota bersama masyarakat dunia," pungkasnya.
Rabu, 25 Oktober 2017
Toyota Usung Green and Smart Mobility di TMS 2017
Toyota Usung Green and Smart Mobility di TMS 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar