Laman

Sabtu, 21 Oktober 2017

Menjelajahi Antariksa Lewat Google Maps

Menjelajahi Antariksa Lewat Google Maps

INILAHCOM, Jakarta - Jika bukan seorang astronot, tentu tidak mudah bagi Anda untuk pergi ke luar angkasa. Tetapi berkat Google Maps, kini Anda pun bisa menjelajahi sebagian antariksa secara virtual.

Mengutip Science Alert, Google Maps telah memperluas jangkauan petanya ke objek-objek antariksa terdekat. Ada tiga planet baru dan belasan satelit alami planet yang siap dijelajahi.

Awalnya, layanan tersebut hanya mencakup Bumi, Mars, Bulan, dan Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Citra dalam peta dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), European Southern Observatory (ESO), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Khusus untuk ISS, data diperoleh dari astonot Thomas Pesquet, yang selama ini mengambil data untuk Google Street View.

Sekarang, berkat data dari NASA, Anda juga bisa menjelajahi Merkurius, Venus, Pluto, dan bulan-bulan, seperti Ceres, Io, Europa, Ganymede, Mimas, Enceladus, Dione, Rhea, Titan, dan Iapetus.

Anda memang belum bisa merasakan pengalaman menjelajah selayaknya Google Street View, karena memang belum ada gambar-gambar di tingkat permukaan. Namun, Anda bisa memutarnya dan memperbesar suatu objek, seperti sedang menggunakan globe secara virtual.

"Jelajahilah dataran beku Enceladus, tempat Cassini menemukan air di bawah kerak bulan, yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan," tulis Stafford Marquardt, manajer produk Google Street View, di blog resmi Google.

"Intip juga di balik awan tebal Titan untuk melihat danau metana. Periksa kawah raksasa Mimas. Meski mungkin terlihat seperti gambar fiksi ilmiah, itu adalah bulan, bukan stasiun antariksa," tambahnya.

Data gambar dikumpulkan bersama dari beberapa misi NASA dan European Space Agency (ESA), termasuk Cassini, yang mengumpulkan banyak informasi dan foto Saturnus dan bulan-bulannya. Sedangkan data Pluto diambil dari New Horizons, jadi banyak yang cukup kabur, tapi detail pada Sleipnir Fossa dan Morgoth Macula cukup mempesona.

Adapun detail gambar Merkurius diperoleh dari data wahana antariksa Messenger antara tahun 2011 dan 2015, sementara citra Venus diperoleh berdasarkan data Orion Map Data dan AfriGIS. Beberapa data tersebut kemudian dikompilasi menjadi peta oleh seniman astronomi Bjorn Jonsson.

Memang belum semua planet di Tata Surya kita masuk dalam Google Maps. Tetapi kita punya data yang cukup untuk Saturnus dan Jupiter, karena ada wahana antariksa yang meneliti keduanya, yakni Cassini dan Juno. Jadi kedua planet gas raksasa ini kemungkinan akan bergabung dalam Google Maps dalam masa yang akan datang.

Sayangnya, kita belum memiliki wahana antariksa yang meneliti planet es raksasa di Tata Surya; Neptunus dan Uranus. Tapi, NASA berharap mereka dapat mencapai kedua planet tersebut suatu hari nanti.

Mengingat berapa lama perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai kedua planet tersebut, kemungkinan kita belum bisa menjelajahi duo planet es raksasa itu di Google Maps hingga setidaknya satu dekade mendatang.

Penasaran untuk menjelajahi sebagian objek antariksa secara virtual? Langsung saja sambangi tautan berikut ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar