INILAHCOM, Jakarta - Maraknya peredaran perangkat lunak yang palsu pada komputer di era digital ini menjadi perhatian khusus di Indonesia.
Untuk itu perlunya upaya mengurangi bahaya dan kerugian yang diakibatkan oleh peredaran barang palsu dapat terwujudkan jika para pemangku kepentingan perlindungan konsumen, mulai dari produsen, penjual, penegak hukum, hingga masyarakat sendiri sepakat untuk bersinergi,
Hal tersebut pun ingin diwujudkan dalam program insiasi masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) berkolaborasi dengan Pusat Integritas Digital Asia (ACDI) dan didukung oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Melalui program yang disebut Piagam Software Asli (PSA) dengan adanya piagam ini perusahaan diharapkan untuk secara sukarela berpartisipasi, melalui proses audit independen yang dilakukan oleh mitra ACDI.
Peluncuran program yang dihadiri oleh Brigjen Pol. Agung Setya dari Direktorat Tipideksus Bareskrim Mabes Polri, Justisiari P. Kusumah mewakili MIAP, dan Widyaretna Buenastuti mewakiIi ACDI, menyampaikan bagaimana cara untuk meningkatkan keamanan dan bagaimana perusahaan dapat mengeiola aset perangkat lunak yang rumit. Setelah menyeiesaikan proses yang disyaratkan, perusahaan akan menerima sertifikat kepatuhan.
Justisiari P. Kusumah, Ketua MIAP mengatakan, melalui program PSA, perusahaan diharapkan untuk secara sukarela berpartisipasi, melalui proses audit independen yang dilakukan oleh mitra ACDI.
"Kami akan memulai dengan mendorong anggota MIAP yang semuanya pemegang merek, dalam inisiatif untuk secara sukarela mengaudit dirinya sendiri. Program ini kami dukung karena gratis. Selain audit ada tips untuk menghindari serangan siber, bagaimana cara untuk meningkatkan keamanan dan bagaimana perusahaan dapat mengelola aset perangkat lunak yang rumit," terang Justisiari. di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Program ini sendiri merupakan layanan gratis untuk membantu bisnis di Indonesia tetap aman dan legal.
”Program Piagam Software Asli (PSA) akan membantu perusahaan mendapatkan pengokuan yang bai/r bahwa mereka menggunakan perangkat lunak asli,“ ujar juru bicara ACDI, Widyaretna Buenastuti.
Indonesia teIah lama menjadi saIah satu negara di dunia yang paling rentan terhadap serangan siber.
Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) melaporkan bahwa ada peningkatan serangan siber sebesar 50 persen pada tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pertahanan yang paling efektif melawan malware dari perangkat lunak palsu adalah dengan menggunakan produk perangkat lunak asli," terang Direktorat Tipideksus Bareskrim Mabes Polri Agung Setya.
Ia melanjutkan, kerugian ini tak hanya terjadi bagi para pengguna software bajakan melainkan juga para kustomer yang menggunakan jasa software bajakan. Data ikut tercuri dan mampu dikoyak oleh para pelaku.
Konsumen dan usaha kecil dapat melindungi diri dari bahaya malware ataupun software perusak dengan menerapkan kebijakan penggunaan perangkat lunak yang tepat dan benar.
Bagi para perusahaan yang ingin berpartisi dalam program ini bisa mengakses website PSA di tautan berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar