Laman

Selasa, 19 September 2017

Pahlawan Pencegah PD III Telah Meninggal Dunia

Pahlawan Pencegah PD III Telah Meninggal Dunia

INILAHCOM, Jakarta - Seorang orang yang mencegah terjadinya bencana nuklir pada tahun 1983, telah meninggal dunia. Seperti apa?

RT melansir, Stanislav Petrov adalah seorang pria Rusia yang mencegah bom nuklir milik Ui Soviet ditembakkan ke AS pada tahun 1983. Schumacher baru saja meninggal dunia.

Pada 26 September 1983, seorang pegawai militer Uni Soviet, Stanislav Petrov, menerima sebuah pesan yang berisi bahwa lima misil nuklir telah diluncurkan oleh AS ke Moskow. Namun Petrov tidak menekan tombol peluncuran rudal nuklir balasan, karena ia yakin kalau itu adalah tanda peringatan yang salah (false alarm).

Atas tindakannya tersebut ia telah mencegah terjadinya bencana nuklir, bahkan Perang Dunia Ketiga. Laporan terbaru menyatakan bahwa Petrov baru meninggal dunia pada bulan Mei lalu di usia 77 tahun.

Seorang aktivis politik asal Jerman yang bernama Karl Schumacher lah yang pertama mempublikasi kisah dari Petrov ini pada akhir dekade 1990-an.

Pada 26 September 1983, Letkol Stanislav Petrov sedang bekerja di sebuah bunker pendeteksi nuklir, di selatan Moskow. Komputernya mengatakan bahwa ada lima misil nuklir yang ditembakkan oleh AS ke Moskow saat itu.

Petrov dikabarkan bahwa Soviet memiliki waktu 20 menit untuk meluncurkan serangan balasan. Namun Petrov meyakinkan atasannya bahwa itu adalah tanda peringatan yang salah. Saat itu memang tidak ada bukti langsung, namun Petrov yakin kalau tindakannnya benar.

"Sirene berbunyi keras, namun saya hanya menatapnya diam untuk beberapa detik," ujar Petrov ke BBC Russian Service pada tahun 2013 lalu.

“Saat itu saya memiliki data lengkap untuk menyarankan serangan balasan. Jika saya mengirimkan laporan ini ke atasan, tentu tidak bakal ada yang menolaknya," tambahnya.

“Yang hanya perlu saya lakukan adalah tinggal menelpon atasan, namun saya seperti tak bisa bergerak. Saya merasa seperti duduk di atas penggorengan panas," ungkap Petrov.

Argumen Petrov saat itu tidak menelpon atasannya untuk melakukan peluncuran misil nuklir balasan adalah, jika AS benar-benar ingin menghancurkan Soviet, maka mereka harus meluncurkan lebih dari lima buah misil. Selain itu Petrov juga percaya kalau sistem peringatan alrm adalah teknologi baru saat itu, jadi masih besar kemungkinannya untuk mengirimkan alarm salah.

Saat Perang Dingin dulu memang terjadi banyak sekali kejadian false-alarm; mulai dari Krisis Misil Kuba tahun 1962, simulasi komputer pada tahun 1979 hingga latihan militer NATO pada tahun 1983.

Bayangkan saja jika Petrov melaporkan kejadiannya ke atasannya saat itu, tentu AS bakal hancur karena nuklir, dan Perang Nuklir akan dimulai, Indonesia pun bakal terkena pula dampaknya. Mengerikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar