Laman

Jumat, 22 September 2017

Arab Saudi Izinkan Percakapan via Internet

Arab Saudi Izinkan Percakapan via Internet

INILAHCOM, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi mencabut larangan percakapan suara dan video lewat aplikasi internet seperti WhatsApp dan Skype dengan harapan akan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Kementerian Komunikasi negara itu mengatakan akses atas Voice over Internet Protocol (VoIP) akan 'tersedia secara meluas bagi para pengguna' mulai Rabu (20/9/2017).

Sebelumnya aplikasi VoIP dilarang karena tidak memenuhi 'persyaratan'. Pada 2013 lalu, perusahan-perusahaan telekomunikasi mendapat informasi tentang peraturan terkait VoIP dengan menyebut Kementerian Komunikasi Aran Saudi bertindak untuk 'melindungi masyarakat dari aspek-aspek negatif yang bisa mengganggu kepentingan umum'.

Saat mengumumkan pencabutan larangan, kementerian itu menyatakan pemberian akses VoIP bagi warga Saudi sebagai langkah penting dalam pengaturan internet yang akan 'mengurangi biaya operasi dan memacu kewiraswastaan'.

"Transformasi digital adalah salah satu pemicu utama perekonomian ekonomi karena akan memberi insentif pada pertumbuhan usaha berdasarkan internet, khususnya di media dan industri hiburan," kata kementerian tersebut seperti dilansir BBC.

Izin untuk percakapan lewat aplikasi internet ini diumumkan hanya beberapa hari setelah Snapchat mencabut stasiun TV Al Jazeera dari aplikasinya di kerajaan yang berada di kawasan teluk ini.

Para pejabat Arab Saudi menuduh Al Jazeera --yang berkantor pusat di Qatar-- sebagai saluran yang 'berbahaya, mendorong propaganda yang mendukung ekstrimisme'.

Namun Al Jazeera membantah tuduhan itu dan mengatakan tindakan Snapchat sebagai sebuah 'serangan atas hak-hak jurnalis dan profesional media dalam melaporkan dan meliput berita dengan bebas dari seluruh dunia'.

Akhir Mei lalu, Arab Saudi sudah memblokir akses ke situs Al Jazeera, tak lama setelah Riyadh --bersama beberapa negara Timur Tengah lainnya-- memutus hubungan dengan Qatar, yang dianggap mendukung terorisme dan memiliki hubungan erat dengan Iran, tuduhan yang dibantah keras oleh Qatar.

Dalam perkembangan terpisah, sebuah perusahaan negara akan dibentuk untuk memusatkan perhatian pada sektor hiburan. Dengan dana kurang lebih US$2,5 miliar (sekitar Rp33 trilun), perusahaan itu akan menanam modal untuk proyek-proyek yang akan menciptakan ribuan lapangan kerja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar