INILAHCOM, Jakarta - Tak hanya hal yang berhubungan mobil dan sepeda motor baru, atau industri lainnya yang berhubungan dengan dunia otomotif, di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 juga digelar acara seminar yang diharapkan dapat membuka wawasan para pengunjung yang hadir di pameran ini.
Didukung sepenuhnya oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, bertempat di IIMS Lounge arena JIExpo Kemayoran, Jakarta, dilangsungkan Seminar Transportasi bertajuk 'Kapal Ro-Ro Sebagai Alternatif Transportasi Antar Pulau'.
Dalam acara ini, bertindak sebagai moderator adalah Dr. Umar Aris, SH, MM, MH, Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan, dengan pembicara Prof. Dr. Ir. Suyono Dikun, MSc. (Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia), Prof. WIhana Kirana Jaya, MSoc.Sc., Ph.D. (Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Kementerian Perhubungan), dan Ir. Bambang Prihartono, MSCE. (Staf Ahli Bidang Teknologi, Energi dan Lingkungan Perhubungan, Kementerian Perhubungan).
Sebagai informasi, kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on-roll off atau disingkat Ro-Ro.
Dalam kesempatan pertama, Prof. Suyono mengungkapkan bahwa 90 persen pergerakan ekonomi di Indonesia dipikul oleh jalan raya.
"Hal ini tidak sehat, karena hal ini menyebabkan jalan raya cepat rusak, menjadikan pergerakan ekonomi tidak efisien dan tidak ekonomis," ujarnya.
Yang ideal, menurut dia, penggunaan moda transportasi lain seharusnya dapat lebih besar, sehingga dapat mengurangi beban jalan. Hal ini kemudian berhubungan dengan konektivitas transportasi Indonesia yang tengah dibangun. “
"Kapal Ro-Ro menjadi bagian yang integral dari konektivitas transportasi Indonesia, sehingga patut sekali untuk dikembangkan," ujar Prof. Suyono.
Masih menurut Prof. Suyono, kapal Ro-Ro dapat memiliki peran penting dalam sistem transportasi nasional, antara lain karena dapat menjadi bagian dari konektivitas lokal terutama untuk melayani perekonomian lokal.
"Selain itu, kapal Ro-Ro dapat menjadi bagian penting dari poros maritim sebagai feeder services, serta dapat berkontribusi terhadap hadirnya sistem dan pusat-pusat logistik baru," tambahnya.
Sementara Prof. Wihana melihat kapal Ro-Ro dari kacamata ekonomi. "Saat ini kita punya masalah besar. Transportasi ini memiliki biaya logistik 26 persen dari PDB (Product Domestic Bruto) jadi kita tidak efisien. Jika kita ingin membetulkan biaya logistik, kita harus memulai dari sektor maritim," ujarnya.
Dia pun memberi contoh, perjalanan darat dari Jakarta ke Surabaya menggunakan truk sejauh 765 km, saat ini membutuhkan waktu dua hari. "Tapi dengan menggunakan kapal Ro-Ro dapat ditempuh hanya dalam 29 jam," ujarnya.
Hal ini jelas tampak adanya efisiensi, ada alokasi ekonomi yang semakin baik, sehingga perbedaan harga tidak besar, semakin efisien.
"Pak Menteri (Perhubungan) punya flagship dua Ro-Ro di Jawa. Jika kita melihat (melalui jalur darat) jalan rusak, kemacetan, kecelakaan, ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Tapi dengan adanya kapal Ro-Ro kini kita geser ke laut, makin cepat, makin aman, beban jalan tidak semakin rusak, artinya ada biaya ekonomi yang semakin efisien," ujarnya.
Hal ini dapat berarti adanya efisiensi nasional, karena akan ada penghematan anggaran.
Lalu apa kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan penggunaan kapal Ro-Ro? Hal inilah yang diungkapkan oleh Ir. Bambang. Menurut dia, saat ini Kementerian Perhubungan akan mengaktifkan penggunaan RoRo dari Jakarta ke Surabaya, sehingga diharapkan adanya pergeseran muatan dari jalan (raya) ke laut.
"Bahkan tak hanya itu, saat ini pemerintah sudah berencana untuk menggunakan RoRo sebagai bagian dari Asean Connectivity, yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Tenggara," paparnya seraya menambahkan bahwa ke depannya peran kapal Ro-Ro akan semakin penting.
Di akhir acara, Dr Umar selaku moderator menyimpulkan bahwa kebijakan penggunaan kapal Ro-Ro memiliki dampak yang positif.
"Di samping memiliki multiplier efek positif, seperti dampak ekonomi dan dampak keselamatan, namun dari dampak connectivity antar negara melalui Asean Connectivity juga akan semakin terwujud," tutupnya.
Senin, 01 Mei 2017
IIMS 2017 Gelar Seminar Transportasi
IIMS 2017 Gelar Seminar Transportasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar