INILAHCOM, Jakarta - Keamanan di Internet of Thing (IOT) telah disorot oleh serangan botnet Mirai dan Dyn baru-baru ini. Dua perusahaan keamanan digital, Trend Micro dan Avast, pun sepakat jika keadaan perangkat-perangkat tersebut lemah terhadap serangan cyber tersebut telah memunculkan berbagai isu keamanan, hukum, dan privasi.
Trend Micro dalam paparan studinya mengatakan, sebagian besar perangkat tidak pernah menggunakan konfigurasi diperkuat yang memungkinkan peretas dapat mengeksploitasi lubang keamanan signifikan.
Lebih lanjut Trend Micro menyebut bahwa organisasi harus mengkonfigurasi perangkat mereka dengan benar untuk kebutuhan organisasi tertentu mereka.
Gunakan password yang kompleks dan sulit bagi peretas untuk menebak. sistem data pelanggaran juga akan memicu peringatan untuk setiap akses berbahaya ke perangkat IOT demikian lansir Securtybrief.
Senada dengan Tren Micro, melalui studinya pada gelaran Mobile World Congress 2017 di Barcelona lalu Avast memaparkan rentanya perangkat Iot dari serangan cyber.
Mereka mengidentifikasi lebih dari 22 ribu webcam dan perangkat pemonitor bayi yang mudah diserang, artinya, penjahat cyber dapat saja melakukan live streaming terhadap video webcam tersebut langsung ke internet.
Eksperimen tersebut juga menemukan lebih dari 493 ribu perangkat pintar yang ada di Spanyol.
Untuk itu, mereka mengatakan kepada pemanufaktur perangkat pintar Untuk membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dan untuk melindungi perangkat dari serangan cyber, pengguna harus berkontribusi untuk membuat dunia online lebih aman dengan terus meng-update perangkat lunak mereka dan menggunakan password yang kuat dan kompleks.
Kamis, 06 April 2017
'IoT Masih Rentan Serangan Cyber'
'IoT Masih Rentan Serangan Cyber'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar