Laman

Rabu, 18 Januari 2017

Tiga Kesalahan Umum Saat Membuat Password

Tiga Kesalahan Umum Saat Membuat Password

INILAHCOM, Jakarta - Pengguna internet di seluruh dunia masih banyak yang belum memahami bagaimana menggunakan password secara efektif guna melindungi diri mereka sendiri pada saat online.

Penelitian dari perusahaan keamanan cyber Kaspersky Lab menunjukkan bahwa banyak pengguna yang menempatkan keamanan online mereka pada posisi berisiko dengan cara membuat password yang buruk serta kesalahan memiliki password 'sederhana' yang menimbulkan konsekuensi lebih buruk.

Melalui penelitian ini, Kaspersky Lab menemukan tiga kesalahan umum dari password yang menyebabkan keamanan sejumlah besar pengguna internet berisiko:

1. Pengguna menggunakan password yang sama untuk beberapa akun, ini berarti jika password tersebut bocor, maka akun lainnya dapat diretas.

2. Pengguna menggunakan password yang lemah sehingga mudah untuk diretas; dan

3. Pengguna menyimpan password mereka secara tidak aman, sehingga menyia-nyiakan pentingnya memiliki password bahkan yang kuat sekalipun.

Head of Consumer Business di Kaspersky Lab Andrei Mochola mengatakan bahwa mengingat begitu banyaknya informasi pribadi dan sensitif yang kita simpan secara online saat ini, maka pengguna harus mengambil langkah keamanan yang lebih baik lagi, berupa proteksi password yang efektif, untuk melindungi diri mereka.

"Ini sebenarnya cukup jelas, tetapi sayangnya banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa mereka selalu jatuh ke dalam perangkap pembuatan manajemen password ‘sederhana’ yang salah. Kesalahan-kesalahan ini, pada gilirannya, seperti meninggalkan pintu depan menuju e-mail, rekening bank, file pribadi dan lainnya terbuka lebar bagi para penjahat cyber," papar Mochola dalam siaran persnya kepada INILAHCOM, Rabu (18/1/2017)..

Penelitian menunjukkan bahwa satu dari lima pengguna internet menghadapi upaya peretasan akun, namun hanya sedikit yang menerapkan keamanan berupa password yang efektif.

Sebagai contoh, hanya sepertiga (30%) dari pengguna internet yang membuat password benar-benar baru untuk akun online yang berbeda, dan cukup mengkhawatirkan juga satu dari 10 pengguna masih menggunakan password yang sama untuk semua akun online mereka.

Apabila password tersebut diretas, maka mereka berisiko setiap akun lain miliknya akan diretas dan dieksploitasi.

Pengguna bahkan tidak menciptakan password yang cukup kuat sehingga dapat melindungi mereka dari peretasan dan pemerasan.

Hanya setengah (47%) menggunakan kombinasi huruf besar dan huruf kecil di password mereka dan hanya dua dari tiga (64%) menggunakan campuran huruf dan angka. Ini terlepas dari fakta bahwa pengguna menyadari betul bahwa perbankan online (51%), e-mail (39%), dan akun belanja online (37%) mereka memang membutuhkan password yang kuat.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengguna 'menganiaya' password mereka dengan membagikannya kepada orang lain dan menggunakan metode tidak aman untuk mengingatnya.

Hampir sepertiga (28%) berbagi password dengan anggota keluarga terdekat, dan satu dari sepuluh (11%) berbagi password dengan teman-teman mereka, sehingga memungkinkan secara tidak sengaja password bocor.

Dari lima pengguna ada lebih dari satu (22%) yang mengaku menulis password mereka di notepad untuk membantu mengingatnya. Bahkan jika sekalipun password tersebut kuat, perilaku ini membuat pengguna rentan karena orang lain dapat melihat dan menggunakannya.

"Internet bisa dikatakan sudah cukup lama berada bersama kita, tetapi pengguna masih saja membuat kesalahan sepele ketika berbicara tentang password untuk akun online," ujar Muchola.

Menurutnya, password terbaik tidak bisa ditemukan dalam kamus, karena mereka panjang, dengan huruf besar dan huruf kecil, angka dan tanda baca. Namun, dengan banyaknya akun online yang dimiliki oleh pengguna saat ini, maka bukanlah persoalan yang mudah untuk mengingat password yang aman untuk seluruh akun.

"Dengan menggunakan solusi manajemen password dapat membantu pengguna mengingat dan menghasilkan password yang kuat untuk meminimalkan risiko peretasan akun online," imbuh Muchola.

Oleh karena itu, Kaspersky Labs menawarkan 'Password Manager' yang secara aman menyimpan semua password, alamat serta rincian kartu kredit, dan tersinkronisasi di semua perangkat sehingga pengguna hanya perlu mengingat satu master password saja.

Pengguna bisa berlangganan 'Password Manager' selama satu tahun penuh dengan biaya hanya 10,49 euro atau sekitar Rp150 ribu. Informasi lengkapnya dapat Anda lihat langsung di tautan berikut ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar