INILAHCOM, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menyerukan kepada pelaku startup dan peserta yang hadir di tahap Ignition gelombang kedua Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk melihat tantangan terkait dengan 16 subsektor yang dibawahi oleh Bekraf.
Ke-16 subsektor tersebut adalah bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
"Ada 16 sektor di bawah sektor ekonomi kreatif selama ini masih auto pilot. Diharapkan anak muda, khususnya para calon Startup Founder, bisa melihat tantangan apa yang ada di 16 sektor ini," ujar Triawan saat menjadi keynote speaker di tahap Ignition gelombang kedua Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang digelar di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), baru-baru ini.
"Kami mengharapkan perkawinan ekonomi dan budaya yang kita miliki akan semakin sering tercipta sehingga mampu melahirkan kekuatan ekonomi baru yang tidak saja bermuara pada kesejahteraan, namun juga menciptakan kekuatan ekonomi baru yang beridentitas Indonesia," imbuhnya.
Menurut Triawan, kekuatan ekonomi budaya daerah yang dikombinasikan dengan ranah digital akan menjadi potensi besar yang dapat memajukan Indonesia.
Untuk mengeksplorasi potensi-potensi budaya menjadi kekuatan ekonomi baru yang dapat dioptimalkan dengan pendekatan berbasis teknologi, ia mengimbau kepada para pelaku startup untuk sering menggali cerita dan berdiskusi dengan pelaku seni di berbagai dareah di Indonesia, khususnya menggali elemen-elemen yang terkait dengan subsektor yang dibawahi Bekraf.
"Indonesia merupakan ladang yang sangat luas bagi para technopreneur untuk memulai usahanya dan berinovasi. Jika para technopreneur bisa melihat peluang-peluang yang ada di masyarakat dengan jeli dan kreatif, bukan hal yang mustahil bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia yang tidak hanya kuat dari sisi bisnis, namun juga kuat dari sisi karakter serta keunikannya," ujar Triawan.
Sementara itu, Direktur E-Business Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Azhar Hasyim, mengatakan bahwa terciptanya 1000 Startup Digital yang lahir dari gerakan ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak terwujudnya Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia melalui tercapainya target transaksi e-Dagang di tahun 2020 yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar US$130 miliar.
"Target terealisasinya transaksi e-Dagang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah selain kami harapkan dapat terdukung oleh lahirnya berbagai technopreneur muda penuh terobosan baru di bidang layanan dan usaha dari Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, juga kami harapkan muncul melalui UKM-UKM yang merambah ranah digital," ujar Azhar.
Ia melanjutkan, dengan besarnya jumlah penduduk berusia produktif di Indonesia, dan besarnya minat kaum muda untuk serius memulai usaha rintisan berbasis teknologi, dirinya optimis Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi baru yang diperhitungkan dunia.
"Tidak lagi sekadar menjadi negara tujuan pemasar produk, namun sebaliknya menjadi produsen sekaligus pemasar inovasi-inovasi," imbuhnya.
Optimisme pemerintah disambut positif oleh pelaku industri. Di hadapan 200 calon Startup Founder, CEO AR&Co Peter Shearer mengajak untuk jangan pernah merasa rendah diri dankurang mampu.
"Mulai saat ini mari kita buktikan bahwa banyak perusahaan Indonesia dan tokoh-tokohnya yang berjaya di bidang teknologi. Mulai saat ini juga hilangkan pemikiran untuk hanya menjadi penonton saja. Bangsa ini harus menjadi aktor jika ingin memenangkan kompetisi yang semakin ketat di era persaingan pasar bebas ini," ujar Peter.
Selain mendengarkan paparan dari pemerintah, pada tahap Ignition gelombang kedua Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini juga dihadirkan para pakar di bidang usaha rintisan berbasis teknologi, seperti CEO iGrow Andreas Sanjaya, Country Industry Head Google Hengky Prihatna, CEO Brodo Yuka Harlanda, dan Chief Executive Kibar Kreasi Indonesia Yansen Kamto.
Mereka pun berbagi pengalaman, tips dan gagasan di lima sesi yang diselenggarakan, yaitu The Startup Journey, Think Like a Founder, Making Social Impact with Technology, 9 Notions of Innovation, dan How to Scale Your Startup.
Melalui kelima sesi tersebut diharapkan agar para calon startup founder teredukasi, termotivasi, serta memiliki wawasan yang memadai dan kesiapan diri untuk pengembangan startup yang akan dibangun. [ikh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar