INILAHCOM, Yokohama - Angka kematian di Indonesia akibat kecelakaan mobil di jalan raya cukup tinggi, sehingga diperlukan kesadaran dan peraturan yang ketat dan tegas untuk menjamin keselamatan dan keamanan berkendara.
Dalam lokakarya mengenai keselamatan lalu lintas di Higashi Fuji, Jepang, Senin (29/8/2016), GM Toyota Motor Corp (TMC) Akira Katanani mengungkapkan data yang cukup mencengangkan.
Menurutnya, berdasarkan data Forum Transportasi Internasional mengenai Road Safety Annual Report 2014, di antara negara-negara ASEAN, angka kematian akibat kecelakaan per 10.000 kendaraan di Indonesia, mencapai 3,1.
Angka itu sama dengan Malaysia. Sedangkan Thailand lebih baik, hanya sebesar 2,8 kematian per 10.000 kendaraan.
Sementara di Jepang dan negara maju lainnya seperti AS lebih kecil angkanya. Jepang hanya 0,6 kematian per 10.000 kendaraan. Demikian pula dengan negara maju di Eropa seperti Inggris, Jerman, dan Prancis di bawah satu kematian per 10.000 kendaraan. Hanya AS yang menembus angka 1,3.
"Itulah mengapa kami menilai sangat penting bagi (masyarakat) negara-negara Asia memahami (cara) keamanan dan keselamatan berkendaraan," ujar Kanatani.
Toyota --seperti yang diungkapkan Presdir Toyota Motor Asia Pasifik (TMAP) Pte Ltd Hiroyuki Fukui-- sangat peduli pada kampanye keselamatan berkendara di kawasan Asia dan Pasifik.
"Dalam beberapa tahun ke depan kami akan semakin fokus melakukan kampanye keselamatan berlalu lintas di kawasan ini," ujar Fukui yang juga merupakan Presiden Director PT Toyota-Astra Motor (TAM).
Kendati angka kematian akibat kecelakaan berkendaraan cukup tinggi, namun survei Toyota juga menyebutkan tingkat kesadaraan penggunaan sabuk keselamatan kendaraan di Indonesia lebih baik di bandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Indonesia sejajar dengan Thailand dengan penggunaan sabuk keselamatan mencapai 30%, sedangkan negara lain di ASEAN hanya sekitar 20-25%.
TAM sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia, menurut Eksekutif GM-nya Anton Jimmy, terus membuat program dan kampanye smart driving untuk menekan angka kematian akibat kecelakaan yang fatal.
Sementara secara global TMC terus mengembangkan fitur-fitur yang mampu menekan angka kecelakaan fatal, melalui fitur keamanan yang bersifat pasif (passive safety) seperti sabuk keselamatan dan airbag, maupun active safety seperti fitur anti-lock brake system (ABS), pre-collision system (PSC), dan vehicle stability control (VSC). [tar/ikh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar