INILAHCOM, Istanbul - Kepolisian Turki telah mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai pelarian mantan bos Nissan Carlos Ghosn dari Jepang, negara di mana ia dituduh telah menyelewengkan keuangan perusahaan.
Rincian baru itu sekaligus mengungkap ada dua warga negara asing yang telah membantu pelarian Ghosn, berdasarkan rekaman CCTV di Bandara Istanbul, Turki.
Rekaman dan informasi terperinci dari penyelidikan yang dilaporkan oleh Anadolu Agency (AA) mengungkapkan gambar warga negara AS Michael T dan George Antoine Z asal Lebanon --yang membantu pelarian Ghosn-- terlihat sedang menyelesaikan proses keberangkatan mereka di pos pemeriksaan paspor.
Ghosn, yang ditempatkan di dalam kotak peralatan musik, dibawa dengan jet pribadi bernomor 'TC-TSR' dari bandara Jepang pada 29 Desember 2019 dan tiba di Ataturk, Istanbul pada pukul 05.30 tanggal 30 Desember 2019.
Polisi mengatakan Ghosn turun dari pesawat di Istanbul dengan berjalan kaki dan dibawa ke pesawat lain dengan nomor ekor 'TC-RZA' yang berjarak 40 meter, yang kemudian berangkat segera pada pukul 5:50 pagi.
Okan K, manajer perusahaan yang menyediakan transportasi untuk Ghosn dan ditangkap kemudian, juga dibiarkan sebagai penumpang di dalam pesawat yang sama. Dia kembali ke Istanbul pada pukul 10:15, ditemani Michael T dan Antoine.
Sebelumnya juga terungkap bahwa Michael T dan Antoine Z memasuki negara itu melalui operasi darat dan menuju ke bandara pada pukul 06.00, menyelesaikan proses keberangkatan mereka antara pukul 10.02 dan 10.04 dan meninggalkan Turki dengan Maskapai Lebanon. Mereka menggunakan pesawat dengan nomor ekor 'ME-0266'.
Polisi Turki sebelumnya telah menahan tujuh tersangka sehubungan dengan kasus penyelundupan, termasuk pilot yang diidentifikasi hanya sebagai Noyan P, Ozgu Bilge B, Serhat K, dan Bahri Kutlu S yang bekerja untuk perusahaan penerbangan swasta bersama dengan Okan K.
Sementara staf dinas darat Fatih K dan Mert H kemudian dibebaskan, dan para tersangka lainnya ditangkap oleh pengadilan, menurut media Turki, Daily Sabah, seperti dikutip Minggu (19/1/2020).
Ghosn keluar dengan jaminan di Jepang atas tuduhan pelanggaran keuangan sebelum ia meninggalkan negara itu ke Libanon pada akhir Desember.
Pelariannya yang berani dan mungkin telah membingungkan dan mempermalukan pihak berwenang Jepang setelah ia melewatkan uang jaminan dan berhasil melarikan diri dari negara itu meskipun seharusnya dalam pengawasan ketat.
Ghosn, yang adalah warga Lebanon dan juga memegang paspor Prancis dan Brasil, diperkirakan akan diadili di Tokyo pada bulan April.
Dalam pernyataannya, dia mengatakan dia melarikan diri untuk menghindari 'penganiayaan politik' oleh 'sistem peradilan Jepang yang curang'. Dia juga mengatakan dia sendiri yang mengatur kepergiannya dari Jepang dan istrinya, Carole, tidak berperan.
Nissan Motor Co mengatakan pihaknya masih melakukan tindakan hukum terhadap Ghosn meskipun dia melarikan diri, menambahkan bahwa Ghosn terlibat dalam pelanggaran serius saat memimpin aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi. Ghosn membantah semua tuduhan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar